Penguatan (reinforcement) adalah respon positif yang diberikan guru kepada siswa dalam proses pembelajaran, dengan tujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback), memantapkan dan meneguhkan hal-hal tertentu yang dianggap baik sebagai suatu tindakan dorongan maupun koreksi sehingga siswa dapat mempertahankan atau meningkatkan perilaku baik tersebut.
Penguatan atau reinforcement merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan adalah salah satu bentuk penciptaan suasana belajar yang menyenangkan yang telah diberikan oleh guru kepada peserta didik dengan tujuan agar tingkah laku positif peserta didik dapat meningkat.
Reinforcement atau penguatan dilakukan pendidik melalui pemberian penghargaan (reward) secara tepat yang didasarkan pada prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku. Dengan penguatan yang dilakukan pendidik, peserta didik akan semakin kaya dengan berbagai tingkah laku positif yang secara kumulatif dan sinergis menunjang keaktifan siswa serta pencapaian tujuan pendidikan.
Berikut definisi dan pengertian penguatan (reinforcement), dari beberapa sumber buku:
- Menurut Usman (2008), reinforcement adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal maupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan maupun koreksi.
- Menurut Putra (2005), reinforcement adalah suatu respon yang diberikan kepada siswa terhadap perilaku atau perbuatannya yang dianggap baik, yang dapat membuat terulangnya atau meningkatnya perbuatan atau perilaku yang dianggap baik tersebut.
- Menurut Prayitno (2009), reinforcement adalah upaya pendidik untuk menguatkan, memantapkan atau meneguhkan hal-hal tertentu yang ada pada diri peserta didik. Apa yang dikuatkan tidak lain adalah hal-hal positif yang ada pada diri peserta didik, terutama tingkah laku positif yang merupakan hasil perubahan berkat upaya pengembangan diri peserta didik.
- Menurut Barnawi dan Arifin (2012), reinforcement adalah respon positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap perilaku peserta didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut.
- Menurut Soemanto (2006), reinforcement adalah suatu respon positif dari guru kepada siswa yang telah melakukan suatu perbuatan yang baik atau berprestasi. Pemberian reinforcement (penguatan) ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar siswa dapat lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar dan mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik itu.
Tujuan Penguatan
Penguatan berpengaruh terhadap motivasi peserta didik untuk mempertahankan serta meningkatkan perilaku positif. Tujuan dari penguatan dalam pembelajaran ialah meningkatkan motivasi serta perhatian peserta didik saat pembelajaran berlangsung serta dapat mengembangkan cara pikir peserta didik ke arah yang lebih baik.
Menurut Mulyasa (2008), tujuan pemberian penguatan atau reinforcement yaitu:
- Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.
- Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
- Meningkatkan kegiatan belajar dan membina perilaku laku yang produktif.
Adapun menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008), tujuan pemberian penguatan adalah:
- Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.
- Melancarkan atau memudahkan proses belajar.
- Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar yang produktif.
- Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar.
- Mengarahkan kepada cara berpikir yang baik atau divergen dan inisiatif sendiri.
Prinsip-prinsip Penguatan
Menurut Marno dan Idris (2008) dan Usman (2008), prinsip-prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan atau reinforcement adalah sebagai berikut:
a. Kehangatan
Kehangatan sikap guru dapat ditunjukkan dengan suasana, mimik dan gerakan badan. Kehangatan sikap guru akan menjadikan penguatan yang diberikan lebih efektif. Jangan sampai siswa mendapat kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan.
b. Antusiasme
Sikap antusias dalam memberi penguatan dapat menstimulasi siswa untuk meningkatkan motivasinya. Antusiasme guru dalam memberikan penguatan dapat membawa kesan pada siswa akan kesungguhan atau ketulusan guru. Antusiasme dalam memberikan penguatan akan mendorong munculnya kebanggaan dan percaya diri pada siswa.
c. Bermakna
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian penguatan itu bermakna baginya. Yang jelas jangan sampai terjadi sebaliknya.
d. Menghindari respon negatif
Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan, respon negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan semangat siswa untuk mengembangkan diri. Misalnya, jika seorang siswa tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkannya, tetapi bisa melontarkan pertanyaan pada siswa lain.
Jenis-Jenis Penguatan
Menurut Skinner (1976), secara umum penguatan atau reinforcement dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Reinforcement (penguatan) positif, adalah reinforcement penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk reinforcement (penguatan) positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan dan lain-lain), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dan sebagainya).
- Reinforcement (penguatan) negatif, adalah reinforcement (penguatan) berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk reinforcement (penguatan) negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dan lain-lain).
Sedangkan menurut Alma (2010), penguatan atau reinforcement dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Verbal Reinforcement
Tanggapan guru yang berupa kata-kata pujian, dukungan dan pengakuan dapat digunakan untuk memberikan penguatan atas kinerja peserta didik. Peserta didik yang telah mendapatkan penguatan akan merasa bangga dan termotivasi untuk meningkatkan kembali prestasi belajarnya. Penguatan verbal dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yakni melalui kata-kata dan melalui kalimat. Penguatan dalam bentuk kata-kata dapat berupa: benar, bagus, tepat, bagus sekali, ya, mengagumkan, setuju, cerdas. Sedangkan dalam bentuk kalimat dapat berupa; wah pekerjaanmu baik sekali, saya puas dengan jawabanmu, nilaimu semakin lama semakin baik atau contoh yang kamu berikan tepat sekali.
b. Gestural Reinforcement
Gestural reinforcement merupakan penguatan yang diberikan oleh guru melalui gerak tubuh atau mimik muka yang memberi kesan baik kepada peserta didik. Penguatan mimik dan gerakan badan dapat berupa senyuman, anggukan kepala, acungan jempol, tepuk tangan, dan lainnya. Sering kali diikuti dengan penguatan verbal misal guru mengatakan “bagus!” sambil menganggukkan kepala.
c. Proximity Reinfocement
Beberapa perilaku yang dapat dilakukan guru dalam memberikan penguatan ini antara lain adalah berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat dengan seorang siswa atau kelompok siswa, berjalan di sisi siswa dan sebagainya. penguatan dengan cara mendekati dapat dilakukan ketika peserta didik menjawab pertanyaan, bertanya, diskusi.
d. Contact Reinforcement
Contact reinforcement merupakan penguatan yang dilakukan guru melalui kontak terhadap siswa seperti dengan cara berjabat tangan, menepuk bahu dan mengangkat tangan peserta didik ketika menang lomba yang semuanya ditujukan untuk penghargaan penampilan, tingkah laku atau kerja siswa.
e. Activity Reinforcement
Activity reinforcement merupakan penguatan yang dapat membangkitkan sikap aktif siswa, seperti memberikan bahan pembelajaran, memimpin permainan dalam pembelajaran, membantu siswa dalam menggunakan media pembelajaran.
f. Token Reinforcement
Token reinforcement merupakan penguatan yang dilakukan oleh guru dalam memberikan penghargaan kepada siswa atas hasil atau aktivitas belajar siswa yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalnya dengan memberikan hadiah, bintang komentar tertulis pada buku pelajaran, nama kehormatan, dan lain sebagainya dengan harapan agar aktivitas belajar siswa yang baik itu dapat terulang kembali secara continue dan meningkatkannya agar lebih baik lagi serta dapat memberikan motivasi kepada siswa yang lain untuk mendapatkan perlakuan yang sama.
Teknik-teknik Penguatan
Menurut Winaputra (2003), terdapat beberapa teknik dalam pemberian penguatan atau reinforcement, antara lain yaitu sebagai berikut:
- Reinforcement (penguatan) secara kelompok. Pemberian reinforcement (penguatan) kepada seluruh anggota kelompok dalam kelas dapat dilakukan secara terus menerus seperti halnya pada pemberian reinforcement (penguatan) untuk individu. Reinforcement (penguatan) verbal, gestural, tanda dan reinforcement (penguatan) kegiatan adalah merupakan komponen reinforcement (penguatan) yang dapat diperuntukkan pada seluruh anggota kelompok.
- Reinforcement (penguatan) yang ditunda. Penundaan reinforcement (penguatan) pada umumnya adalah kurang efektif bila dibandingkan dengan pemberian secara langsung. pemberian reinforcement (penguatan) dengan menggunakan komponen yang manapun. sebaiknya segera diberikan kepada siswa setelah melakukan suatu respon.
- Reinforcement (penguatan) partial. Reinforcement (penguatan) partial sama dengan reinforcement (penguatan) sebagian-sebagian atau tidak berkesinambungan, diberi kepada siswa untuk sebagian dari responnya. Sebenarnya reinforcement (penguatan) ini digunakan untuk menghindari penggunaan reinforcement (penguatan) negatif dan pemberian kritik.
- Reinforcement (penguatan) perorangan. Reinforcement (penguatan) perorangan merupakan pemberian reinforcement (penguatan) secara khusus, misalnya menyebut kemampuan, penampilan. dan nama siswa yang bersangkutan adalah lebih efektif dari pada tidak menyebutkan apa-apa.