Aktualisasi diri atau self actualization adalah kebutuhan seseorang untuk mengembangkan, menggunakan dan memanfaatkan potensi, bakat dan kapasitas yang dimiliki untuk menghasilkan dan mewujudkan dirinya sebagai apa.
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis (Ritandiyono dan Retnaningsih, 2006).
Kebutuhan aktualisasi diri termasuk dalam kelompok meta need, yaitu kebutuhan karena ingin berkembang dan berubah, dimana individu ingin mengalami transformasi menjadi lebih bermakna atau being need. Kebutuhan meta kognisi merupakan kebutuhan estetik. Individu beraktualisasi adalah yang memiliki nilai being values yang berupa kemandirian, kejujuran, kebaikan, keindahan, keutuhan, perasaan hidup, keunikan, kesempurnaan, kelengkapan, keadilan, kesederhanaan, totalitas, membutuhkan sedikit usaha, dan memiliki rasa humor.
Berikut definisi dan pengertian aktualisasi diri dari beberapa sumber buku:
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis (Ritandiyono dan Retnaningsih, 2006).
Kebutuhan aktualisasi diri termasuk dalam kelompok meta need, yaitu kebutuhan karena ingin berkembang dan berubah, dimana individu ingin mengalami transformasi menjadi lebih bermakna atau being need. Kebutuhan meta kognisi merupakan kebutuhan estetik. Individu beraktualisasi adalah yang memiliki nilai being values yang berupa kemandirian, kejujuran, kebaikan, keindahan, keutuhan, perasaan hidup, keunikan, kesempurnaan, kelengkapan, keadilan, kesederhanaan, totalitas, membutuhkan sedikit usaha, dan memiliki rasa humor.
Berikut definisi dan pengertian aktualisasi diri dari beberapa sumber buku:
- Menurut Chaplin (2008), aktualisasi diri merupakan kecenderungan untuk mengembangkan bakat dan kapasitas diri sendiri atau disebut self realization, pemenuhan atau penyelesaian potensialitas individu sendiri, seperti: aktualisasi dari bakat, kecerdasan, ketangkasan sendiri dan seterusnya.
- Menurut Maslow (1987), aktualisasi diri merupakan penggunaan dan pemanfaatan secara penuh bakat, kapasitas-kapasitas, potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan diri tersebut.
- Menurut Schultz (1991), aktualisasi diri adalah kebutuhan individu untuk mewujudkan dirinya sebagai apa yang ada dalam kemampuannya atau kebutuhan individu untuk menjadi apa saja menurut potensi yang dimilikinya.
Aspek-aspek Aktualisasi Diri
Menurut Maslow (1987), aspek-aspek aktualisasi diri pada seseorang antara lain adalah sebagai berikut:- Kreativitas (creativity). Merupakan sikap yang diharapkan ada pada orang yang beraktualisasi diri. Sifat kreatif nyaris memiliki arti sama dengan kesehatan, aktualisasi diri dan sifat manusiawi yang penuh. Sifat-sifat yang dikaitkan dengan kreativitas ini adalah fleksibilitas, spontanitas, keberanian, berani membuat kesalahan, keterbukaan dan kerendahan hati.
- Moralitas (morality). Merupakan kemampuan manusia melihat hidup lebih jernih, melihat hidup apa adanya bukan menurutkan keinginan. Kemampuan melihat secara lebih efisien, menilai secara lebih tepat manusiawi secara penuh yang ternyata merembes pula ke banyak bidang kehidupan lainnya.
- Penerimaan diri (self acceptance). Banyak kualitas pribadi yang dapat dirasakan di permukaan yang tampak bervariasi dan tidak berhubungan kemudian dapat dipahami sebagai manifestasi atau turunan dari sikap yang lebih mendasar yaitu relatif kurangnya rasa bersalah, melumpuhkan rasa malu dan kecemasan dalam kategori berat.
- Spontanitas (Spontaneity). Aktualisasi diri manusia dapat digambarkan sebagai relatif spontan pada perilaku dan jauh lebih spontan daripada di kehidupan batin, pikiran, impuls, dan lain lain, perilaku ini ditandai dengan kesederhanaan, kealamian dengan kurangnya kesemuan ini tidak selalu berarti perilaku konsisten yang tidak konvensional.
- Pemecahan masalah (Problem Solving). Yaitu individu akan lebih menghargai keberadaan orang lain dalam lingkungannya, Dengan beberapa pengecualian dapat dikatakan bahwa objek biasanya bersangkutan dengan isu-isu dasar dan pertanyaan dari jenis yang telah dipelajari secara filosofis atau etika.
Karakteristik Aktualisasi Diri
Menurut Asmadi (2008), Seseorang dengan aktualisasi diri optimal akan memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Beberapa karakteristik dan ciri-ciri yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri adalah sebagai berikut:- Mampu melihat realitas secara lebih efisien. Karakteristik ini akan membuat seseorang untuk mampu mengenali kebohongan, kecurangan, kepalsuan, yang dilakukan orang lain, serta mampu menganalisis secara kritis, logis, dan mendalam terhadap segala fenomena alam dan kehidupan.
- Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya. Orang yang telah mengaktualisasikan dirinya akan melihat orang lain seperti melihat dirinya sendiri yang penuh dengan kekurangan dan kelebihan. Sifat ini akan menghasilkan sikap toleransi yang tinggi terhadap orang lain serta kesabaran yang tinggi dalam menerima diri sendiri dan orang lain.
- Spontanitas, kesederhanaan dan kewajaran. Orang yang mengaktualisasikan dirinya dengan benar ditandai dengan segala tindakan, perilaku, dan gagasannya dilakukan secara spontan, wajar, dan tidak dibuat-buat.
- Terpusat pada persoalan. Orang yang mengaktualisasikan diri seluruh pikiran, perilaku, dan gagasannya bukan didasarkan untuk kebaikan dirinya saja, namun didasarkan atas apa kebaikan dan kepentingan yang dibutuhkan oleh umat manusia.
- Membutuhkan kesendirian. Pada umumnya orang yang sudah mencapai aktualisasi diri cenderung memisahkan diri. Sikap ini didasarkan atas persisnya mengenai sesuatu yang ia anggap benar, tetapi tidak bersifat egois dan tidak bergantung pada pikiran orang lain.
- Otonomi, kemandirian terhadap kebudayaan dan lingkungan. Orang yang sudah mencapai aktualisasi diri tidak menggantungkan diri pada lingkungannya. Ia dapat melakukan apa saja dan di mana saja tanpa dipengaruhi oleh lingkungan (situasi dan kondisi) yang mengelilinginya.
- Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan. Merupakan manifestasi dari rasa syukur atas segala potensi yang dimiliki pada orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya. Ia akan diselimuti perasaan senang, kagum, dan tidak bosan terhadap segala apa yang ia miliki.
- Kesadaran sosial. Orang yang mampu mengaktualisasikan diri, jiwanya diliputi oleh perasaan empati, iba, kasih sayang, dan ingin membantu orang lain. Perasaan tersebut ada walaupun orang lain berperilaku jahat terhadap dirinya. Dorongan ini akan memunculkan kesadaran sosial dimana ia memiliki rasa untuk bermasyarakat dan menolong orang lain.
- Hubungan interpersonal. Orang yang mampu mengaktualisasikan diri mempunyai kecenderungan untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Hubungan interpersonal ini tidak didasari oleh perasaan cinta, kasih sayang, dan kesabaran meskipun orang tersebut mungkin tidak cocok dengan perilaku masyarakat di sekelilingnya.
- Demokratis. Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis. Sifat ini dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak membedakan orang lain berdasarkan golongan, etis, agama, suku, ras, status sosial-ekonomi, partai, dan lain-lain.
- Rasa humor yang bermakna dan etis. Rasa humor orang yang mengaktualisasikan diri berbeda dengan humor yang menghina kebanyakan orang. Ia tidak akan tertawa terhadap humor yang menghina, merendahkan, bahkan menjelekkan orang lain.
- Kreativitas. Sikap kreatif merupakan karakteristik lain yang dimiliki oleh orang yang mengaktualisasikan diri. Kreativitas ini tanpa tendensi atau pengaruh dari manapun dan siapapun. Kreativitas ini diwujudkan dalam kemampuannya melakukan inovasi-inovasi yang spontan, asli, tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain.
- Independensi. Mampu mempertahankan pendirian dan keputusan-keputusan yang ia ambil. Tidak goyah atau terpengaruh oleh berbagai guncangan atau kepentingan.
- Pengalaman puncak. Orang yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan yang menyatu dengan alam. Ia merasa tidak ada batas atau sekat antara dirinya dengan alam semesta. Artinya, orang yang mampu mengaktualisasikan diri terbebas dari sekat-sekat berupa suku, bahasa, agama, ketakutan, keraguan, dan sekat-sekat lainnya.
Langkah-langkah Mengembangkan Aktualisasi Diri
Terdapat tiga langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk menumbuh-kembangkan aktualisasi diri, yaitu:a. Mengenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri
Jangan pernah menyembunyikan bakat karena bakat diciptakan untuk digunakan. Oleh karena itu kita harus dan wajib mengenali bakat dan potensi unik yang ada dalam diri. Ia adalah anugerah Tuhan yang tidak ternilai. Yakinilah masing-masing kita terlahir dengan bakat dan potensi yang luar biasa. Tugas kitalah untuk memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah yang kita miliki.b. Mengasah kemampuan unik setiap hari
Orang sukses adalah orang yang senantiasa mengasah kemampuan unik yang ada dalam dirinya, yang membedakan dirinya dengan orang-orang lainnya. Tidak perlu malu, kemampuan sekecil apapun yang anda miliki sekarang adalah modal untuk menciptakan kesuksesan di masa depan. Petuah bijak mengatakan Lakukanlah hal-hal kecil yang tidak anda sukai dengan disiplin tinggi, sehingga kelak dapat menikmati hal-hal besar yang sangat disukai.c. Buat diri menjadi berbeda
Kita semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat perbedaan hidup. Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Anda adalah tambang emas dan berlian yang tidak ternilai harganya. Maka buatlah diri berharga dengan menjadi yang berbeda dan bukan asal beda, tetapi harus unik. Berikanlah perbedaan besar dalam hidup sehingga hidup anda merupakan berkah dan anugerah bagi orang lain.Daftar Pustaka
- Ritandiyono dan Retnaningsih. 2006. Seri Diktat Kuliah, Aktualisasi Diri. Jakarta: Universitas Gunadarma Press.
- Chaplin, J. P. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
- Maslow, A.H. 1987. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo.
- Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan, Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius.
- Asmadi, Tengku. 2008. Motivasi Alihan Pelajar. Jakarta: PTS Litera Utama.