Ketangguhan (hardiness) adalah kepribadian yang dimiliki individu sebagai bentuk pertahanan terhadap stress, kecemasan dan depresi, ditandai dengan adanya komitmen, pengendalian, dan tantangan. Hardiness adalah bentuk konstruksi kepribadian yang merefleksikan sebuah orientasi yang lebih optimistis terhadap hal-hal yang menyebabkan stres.
Konsep mengenai ketangguhan (hardiness) pertama kali dikemukakan oleh Kobasa pada tahun 1979. Ketangguhan (hardiness) merupakan karakteristik kepribadian yang berperan sebagai penyangga atau penahan dalam menghadapi peristiwa-peristiwa penuh stres dan memandangnya positif sebagai tantangan dan kesempatan untuk berkembang.
Ketangguhan adalah suatu bentuk kepribadian dimana individu dapat mengatasi permasalahan yang dihadapinya dengan tepat dan efektif, mampu mengelola stres yang dialami, yang ditandai dengan adanya komitmen, tantangan, dan pengendalian.
Pengertian Ketangguhan
Berikut definisi dan pengertian ketangguhan (hardiness) dari beberapa sumber buku:
- Menurut Santrock (2002), ketangguhan adalah gaya kepribadian yang dikarakteristikkan oleh suatu komitmen (daripada alienasi/keterasingan), pengendalian (daripada ketidakberdayaan) dan persepsi terhadap masalah-masalah sebagai tantangan (daripada sebagai ancaman).
- Menurut Nevid, dkk (2005), ketangguhan adalah sekumpulan trait individu yang dapat membantu mengelola stres yang dialami, ditandai dengan adanya komitmen, tantangan, dan pengendalian.
- Menurut Rahmawan (2010), ketangguhan adalah komitmen yang kuat terhadap diri sendiri, sehingga dapat menciptakan tingkah laku yang aktif terhadap lingkungan dan perasaan bermakna yang menetralkan efek negatif stres.
- Menurut Hadjam (2004), ketangguhan adalah kekuatan yang dimiliki individu sebagai pertahanan terhadap stres, kecemasan dan depresi.
Aspek-aspek Ketangguhan
Menurut Kobasa (Taylor, 1995), ketangguhan (hardiness) memiliki tiga aspek utama, yaitu sebagai berikut:
a. Kontrol (Control)
Kontrol adalah kecenderungan untuk menerima dan percaya bahwa individu dapat mengontrol dan mempengaruhi suatu kejadian dengan pengalamannya ketika berhadapan dengan hal-hal yang tidak terduga. Orang-orang yang memiliki kontrol yang kuat akan selalu lebih optimis dalam menghadapi masalah-masalah daripada individu yang kontrolnya rendah. Selain itu mereka juga memiliki kemampuan untuk bertindak secara nyata dalam mengatasi suatu permasalahan. Individu dengan hardiness memiliki kemampuan mengontrol apa yang akan terjadi kepadanya.
b. Komitmen (Commitment)
Komitmen adalah kecendrungan individu untuk melibatkan diri ke dalam apa pun yang dilakukan yaitu keyakinan bahwa individu bermakna dan memiliki tujuan. Individu yang memiliki komitmen yang tinggi percaya pada kemampuan sendiri dan apa yang mereka lakukan. Individu yang mempunyai kegiatan apa pun yang sedang dikerjakan dan perasaan yang wajar akan menuntunnya untuk mengidentifikasikan atau memberikan arti pada setiap kejadian dan segala sesuatu yang ada di lingkungannya. Individu yang memiliki komitmen yang kuat tidak akan mudah menyerah ketika dihadapkan pada situasi yang sulit. Mereka akan menggunakan strategi koping yang sesuai dengan nilai-nilai, tujuan, dan kemampuan diri mereka ketika menghadapi stres.
c. Tantangan (Challenge)
Tantangan adalah kecenderungan untuk memandang suatu perubahan dalam hidupnya sebagai sesuatu yang wajar dan dapat mengantisipasi perubahan tersebut sebagai stimulus yang sangat berguna bagi perkembangan dan memandang hidup sebagai suatu tantangan yang menyenangkan. Individu dengan hardiness yang memiliki tantangan yang tinggi mengharapkan perubahan dan melihat kondisi yang menekan sebagai suatu tantangan yang menawarkan kesempatan untuk tumbuh. Mereka selalu bergerak dinamis, memiliki keinginan untuk maju yang kuat, serta menemukan cara yang lebih mudah untuk menghilangkan atau mengurangi keadaan yang membuat stres dan tidak menganggap stres sebagai suatu hambatan. Apabila mereka dihadapkan pada suatu yang sulit, mereka menganggapnya sebagai tantangan, bukan rintangan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketangguhan
Menurut Hidayat (2007), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan ketangguhan (hardiness) dalam diri seseorang, yaitu sebagai berikut:
a. Pengalaman Hidup
Pengalaman hidup menunjukkan bahwa perjalanan hidup seseorang selalu diiringi oleh rangkaian kekecewaan akibat perpisahan dari kehilangan orang atau objek yang paling dicintai. Dimulai dari masa kanak-kanak, sang bayi sudah ditimpa kekecewaan yang akibat dipisah dari susuan sang ibu. Kekecewaan itu disusul oleh kekecewaan yang lain dan yang paling tragis adalah ketika ditinggal mati oleh orang terdekat. Namun demikian, justru dengan pengalaman pahit tersebut pribadi seseorang bisa tumbuh menjadi kuat.
b. Konsep Diri dan Karakter Individu
Kepribadian manusia sangat dipengaruhi oleh tatanan dan kaidah-kaidah nilai rumit yang secara bertahap terbentuk dari mulai masih kecil. Namun jika diamati, secara garis besarnya, perpaduan antara konsep diri dan karakter individulah yang membentuk sebuah pola kepribadian yang merupakan bagian dari kepribadian tangguh. Dimana kepribadian tangguh adalah sebuah pola kepribadian yang merupakan pertahanan dalam menghadapi kondisi yang penuh tekanan dan stres. Sehingga individu dengan kepribadian tangguh adalah kepribadian yang berkualitas yang selalu ingin meningkatkan prestasi lebih baik dari yang telah dicapainya, mempunyai daya tahan mental untuk mengatasi semua persoalan kehidupan, dan mampu untuk mencari jalan penyelesaian bagi semua persoalan kehidupan dengan cara-cara yang positif.
c. Pola asuh yang Demokratis
Faktor-faktor dalam keluarga yang mendukung terbentuknya kepribadian tangguh di antaranya adalah pola asuh. Dimana pola asuh demokratis mendorong terbentuknya harga diri yang tinggi, mandiri, optimis di dalam menghadapi persoalan, serta membentuk konsep diri yang positif. Interaksi antara orang tua dan anak, dan juga pola asuh orang tua berperan dalam meningkatkan hardiness pada seseorang. Orang tua yang mengajarkan supportive problem solving pada anak juga dapat membantu meningkatkan hardiness pada seorang anak.
d. Tingkat Religiusitas individu
Terapi yang terbaik bagi keresahan jiwa adalah keimanan pada Tuhan. Keimanan kepada Tuhan adalah salah satu kekuatan yang tidak boleh tidak, harus dipenuhi untuk membimbing seseorang dalam hidup ini. Lebih lanjut James mengatakan bahwa manusia yang benar-benar religius akan terlindungi dari keresahan, selalu terjaga keseimbangannya dan selalu siap menghadapi segala malapetaka yang terjadi. Orang yang benar-benar religius tidak akan pernah menderita sakit jiwa. Orang-orang yang religius adalah orang-orang yang berkepribadian kuat.
Fungsi Ketangguhan
Menurut Kobasa, Maddi & Kahn (2002), ketangguhan (hardiness) yang dimiliki seseorang memiliki beberapa fungsi dan manfaat, antara lain yaitu sebagai berikut:
- Membantu dalam proses adaptasi individu. Hardiness yang tinggi akan sangat membantu dalam melakukan proses adaptasi terhadap hal-hal yang baru, sehingga stres yang ditimbulkan tidak banyak.
- Toleransi terhadap frustrasi. Sebuah penelitian terhadap dua kelompok mahasiswa, yaitu kelompok yang memiliki hardiness yang tinggi dan yang rendah, menunjukkan bahwa mereka yang memiliki hardiness yang tinggi menunjukkan tingkat frustrasi yang lebih rendah dibandingkan mereka yang hardinessnya rendah.
- Mengurangi akibat buruk dari stres. Hardiness sangat efektif dan berperan ketika terjadi periode stres dalam kehidupan seseorang. Hal ini dapat terjadi karna mereka tidak terlalu menganggap stres sebagai suatu ancaman.
- Mengurangi kemungkinan terjadinya burnout. Burnout yaitu situasi kehilangan kontrol pribadi karena terlalu besarnya tekanan pekerjaan terhadap diri, sangat rentan di alami oleh pekerja-pekerja emergency yang memiliki beban kerja yang tinggi, hardiness sangat dibutuhkan untuk mengurangi burnout yang sangat mungkin muncul.
- Mengurangi penilaian negatif terhadap suatu kejadian atau keadaan yang dirasa mengancam dan meningkatkan pengharapan untuk melakukan koping yang berhasil. Koping adalah penyesuaian secara kognitif dari perilaku menuju keadaan yang lebih baik, bertoleransi terhadap tuntunan internal dan eksternal yang terdapat dalam situasi stres. Hardiness membuat individu dapat melakukan koping yang cocok dengan masalah yang dihadapi. Individu dengan hardiness yang tinggi cenderung memandang situasi yang menyebabkan stres sebagai positif dan karna itu mereka dapat lebih dalam menentukan koping yang sesuai.
- Meningkatkan ketahanan diri. Hardiness dapat menjaga individu untuk tetap sehat walaupun mengalami kejadian-kejadian yang penuh stres. Karena lebih tahan terhadap stres, individu juga akan lebih sehat dan tidak mudah jatuh sakit karena caranya menghadapi stres lebih baik dibanding individu yang hardiness-nya rendah.
- Membantu individu untuk melihat kesempatan lebih jernih sebagai suatu latihan untuk mengambil keputusan. Hardiness dapat membantu individu untuk dapat melihat kesempatan lebih jernih sebagai suatu latihan untuk mengambil keputusan baik dalam keadaan stres maupun tidak.
Ciri-ciri Ketangguhan
Menurut Morina (2013), seseorang yang memiliki kepribadian tangguh (hardiness), umumnya memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain yaitu sebagai berikut:
- Sakit dan senang adalah bagian hidup. Orang yang memiliki kepribadian tangguh menganggap setiap kejadian yang buruk dan baik adalah sebagian dari hidup dan mereka mampu menikmatinya karena mereka ingin selalu menjadi berguna dalam setiap keadaan.
- Keseimbangan. Orang yang memiliki kepribadian tangguh, memiliki keseimbangan emosional, spiritual, fisik, hubungan antara inter-personal. Bila mereka dihadapkan dengan situasi yang buruk mereka memiliki solusi yang kreatif untuk keluar dari situasi tersebut.
- Perspektif (pandangan). Orang yang memiliki kepribadian tangguh, memiliki pandangan hidup yang luas dalam melihat sesuatu.
- Self-knowledge. Orang yang memiliki kepribadian akan memiliki kesadaran diri yang tinggi dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya serta mereka juga dapat menerima diri mereka apa adanya.
- Dukungan. Mereka mampu mengembangkan hubungan yang sehat dalam suatu kelompok.
- Punya daya pikir yang tinggi. Orang yang memiliki kepribadian tangguh mempunyai pemikiran yang kreatif dan inovatif yaitu memiliki pemecahan masalah sendiri.
Daftar Pustaka
- Santrock, J.W. 2002. Life Span Development. Jakarta: Erlangga.
- Nevid, J.S., Rathus, S. A., & Greene, B. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.
- Taylor. 1995. Health Psychology. Singapura: Mc Hill.
- Hadjam, M.N.R. 2004. Peran Kepribadian Tahan Banting pada Gangguan Somatisasi. Anima, Vol.19, No.2.
- Kobasa, S.C., Maddi, S.R., & Kahn, S. 1982. Hardiness and Health: A Prospective Study. Journal of Personality and Social Psychology.