Metode Resitasi - Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Langkah-langkah Pembelajaran

Metode resitasi atau penugasan adalah metode pembelajaran yang menekankan pada pembacaan, pengulangan, pengujian, dan pemeriksaan atas diri sendiri melalui sejumlah tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa di luar jam sekolah dalam rentang waktu tertentu dan hasilnya dipertanggung jawabkan kepada guru dengan tujuan untuk merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.

Metode Resitasi (Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Langkah-langkah Pembelajaran)

Bentuk tugas yang dapat diberikan adalah tugas-tugas dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu, atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan luar kelas, misalnya di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, maupun di rumah siswa asal tugas itu dapat dikerjakan.

Berikut definisi dan pengertian metode pembelajaran resitasi dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Majid (2013), resitasi adalah metode belajar yang mengkombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian, dan pemeriksaan atas diri sendiri. 
  • Menurut Djamarah dan Zein (2010), resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar yang bertujuan untuk merangsang anak agar aktif belajar, baik secara individual ataupun secara kelompok. 
  • Menurut Slameto (1991), resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam rentang waktu tertentu dan hasilnya dipertanggung jawabkan kepada guru.
  • Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997), resitasi adalah metode pengerjaan rumah yaitu murid diberi tugas di luar jam pelajaran, dimana anak-anak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi dapat di perpustakaan, di laboratorium, di kebun percobaan dan sebagainya untuk dibertanggung jawabkan kepada guru. 
  • Menurut Syaiful (2008), resitasi adalah cara penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian belajar dan harus dipertanggung jawabkannya.
  • Menurut Daradjat (2011), resitasi adalah metode pembelajaran yang menekankan pada pemberian tugas oleh guru kepada anak didik untuk menyelesaikan sejumlah kecakapan, keterampilan tertentu.

Tujuan Metode Resitasi 

Menurut Djamarah dan Zain (2010), tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individu maupun secara kelompok. Melalui metode resitasi siswa kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain, dapat mempelajari dan mendalami hasil uraian orang lain. Dengan demikian akan memperluas, memperkaya dan memperdalam pengetahuan serta pengalaman siswa.

Menurut Hamdayama (2014), metode pemberian tugas belajar atau resitasi memiliki beberapa tujuan, antara lain adalah sebagai berikut: 

  1. Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima. 
  2. Melatih siswa ke arah belajar mandiri. 
  3. Siswa dapat membagi waktu terluang untuk menyelesaikan tugas.
  4. Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas. 
  5. Memperkaya pengalaman-pengalaman disekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas.

Metode resitasi merupakan metode yang dapat mengaktifkan siswa untuk mempelajari sendiri sendiri suatu masalah dengan jalan membaca sendiri, mengerjakan soal sendiri, sehingga apa yang mereka pelajari dapat mereka rasakan berguna untuk mereka dan akan lebih lama mereka ingat. Penggunaan metode resitasi (tugas), diberikan dengan harapan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih maksimal.

Jenis-jenis Metode Resitasi 

Menurut Nasution (2000), terdapat dua jenis metode resistasi, yaitu: 

  1. Penugasan Individu. Penugasan individu adalah suatu penugasan yang dibebankan kepada masing-masing peserta didik. Tugas individual lebih ditekankan kepada pembinaan kognitif-afektif-psikomotor siswa secara individual. Melalui tugas individual siswa dituntut menurut kesanggupan dan kerajinan masing-masing. Namun demikian, siswa tetap diberi kesempatan untuk berdialog dengan siswa lain, namun tetap tugas yang harus diselesaikannya bersifat perorangan.
  2. Penugasan Kelompok. Penugasan kelompok adalah suatu langkah yang digunakan oleh pendidik untuk membantu peserta didik supaya mereka mampu melakukan kerja sama di dalam kelompok-kelompok yang sengaja dibentuk guna melaksanakan kegiatan pembelajaran tertentu yang ditugaskan kepada para peserta didik. Siswa didorong atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas dan mereka harus mengkoordinasi usahanya menyelesaikan tugasnya. Tugas-tugas itu dikerjakan dalam kelompok secara bergotong royong.

Langkah-langkah Metode Resitasi 

Menurut Djamarah dan Zein (2010), langkah-langkah metode resitasi dapat dilakukan melalui beberapa langkah atau fase, yaitu sebagai berikut: 

  1. Fase pemberian tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta adanya petunjuk yang dapat membantu dan disediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. 
  2. Fase pelaksanaan tugas. Dalam fase ini diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakan, diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri, mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematis. 
  3. Fase pertanggung jawaban tugas. Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakan, ada tanya jawab dan diskusi, penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau non-tes atau cara lainnya.

Sedangkan menurut Shalahuddin (1987), metode resitasi akan lebih efektif apabila dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 

  1. Tugas yang akan dikerjakan murid harus jelas dan tegas pembatasannya, dengan demikian murid tidak ragu-ragu dalam mengerjakan tugasnya. 
  2. Tugas yang diberikan harus sesuai dengan taraf perkembangan kecerdasan maupun minta murid. 
  3. Waktu untuk mengerjakan tugas harus jelas. 
  4. Adakan kontrol yang sistematis, sehingga mendorong anak untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. 
  5. Tugas yang diberikan hendaknya dapat memperkaya pengalaman murid baik untuk di sekolah di rumah maupun di masyarakat. 
  6. Tugas yang diberikan hendaknya dapat bermanfaat baik untuk kebutuhan murid pada saat sekarang maupun yang akan datang.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi 

Setiap metode pembelajaran umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan metode pembelajaran resitasi. Menurut Hardini dan Puspitasari (2012), kelebihan dan kekurangan metode resitasi adalah sebagai berikut: 

a. Kelebihan Metode Resitasi 

Kelebihan atau keunggulan metode resitasi adalah: 

  1. Memupuk rasa percaya diri sendiri. 
  2. Memberi kebiasaan siswa untuk mencari, mengelola informasi dan mengkomunikasikan sendiri.
  3. Mendorong belajar, sehingga tidak mudah bosan.
  4. Membina tanggung jawab dan disiplin siswa. 
  5. Mengembangkan kreativitas siswa. 
  6. Mengembangkan pola berpikir dan ketrampilan siswa.

b. Kekurangan Metode Resitasi 

Kekurangan atau kelemahan metode resitasi adalah: 

  1. Guru tidak dapat mengontrol apakah siswa telah mengerjakan tugas dengan benar. 
  2. Guru sulit membedakan siswa yang aktif dan pasif jika tugas diberikan secara berkelompok. 
  3. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan keadaan individu siswa. 
  4. Tugas yang diberikan tidak boleh terlalu mudah atau terlalu sukar namun perlu dimodifikasi agar tidak dianggap memudahkan atau mempersulit siswa dalam mengerjakannya.

Daftar Pustaka

  • Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Djamarah, S.B., dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
  • Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Ahmadi, Abu dan Prasetya, J.T. 1997. Strategi Belajar Mengajar (SBM). Bandung: Pustaka Setia.
  • Syaiful, Sagala. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
  • Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Darajat, Zakiyah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
  • Shalahuddin, Mahfudh. 1987. Metodologi Pendidikan Agama. Surabaya: Bina Ilmu Offset. 
  • Hardini, Isriani dan Puspitasari, Dewi. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep & Implementasi). Yogyakarta: Familia.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama