Kecerdasan sosial adalah kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki seseorang dalam berinteraksi sosial dengan orang di sekitarnya serta menjalin hubungan dengan kelompok masyarakat, yang dicirikan dengan kematangan diri memahami orang lain, memberikan motivasi dan mampu bekerja-sama dengan orang lain.
Seseorang yang memiliki kecerdasan sosial yang baik akan mempunyai banyak teman, pandai berkomunikasi, mudah beradaptasi dalam sebuah lingkungan sosial dan hidupnya bisa bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi kecerdasan sosial dari beberapa sumber buku:
Sedangkan menurut Shapiro (Azzet, 2014), terdapat lima keterampilan sosial yang bisa dilatih pada anak agar memiliki kecerdasan sosial yang baik, yaitu sebagai berikut:
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi kecerdasan sosial dari beberapa sumber buku:
- Menurut Syamsu (2004), kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk memahami dirinya atau lingkungannya secara optimal dan bereaksi dengan tepat untuk melakukan keberhasilan perilaku sosial.
- Menurut Goleman (2006), kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya.
- Menurut Prawira (2012), kecerdasan sosial adalah kemampuan individu untuk menghadapi dan mereaksi situasi-situasi sosial atau hidup di masyarakat. Kecerdasan sosial bukan emosi seseorang terhadap orang lain, melainkan kemampuan seseorang untuk mengerti kepada orang lain, dapat berbuat sesuatu dengan tuntutan masyarakat.
- Menurut Zuchdi (2011), kecerdasan sosial merupakan keterampilan atau kecakapan sosial, mencakup kecakapan berkomunikasi dan bekerja-sama.
- Menurut Khilstrom dan Cantor (Suyono, 2007), kecerdasan sosial adalah suatu simpanan pengetahuan mengenai dunia sosial, menjalin hubungan dengan orang lain, dan kemampuan dalam menghadapi orang-orang yang berbeda latar belakang dengan cara bijaksana.
Aspek Kecerdasan Sosial
Menurut Goleman (2001), terdapat dua aspek kecerdasan sosial, yaitu kesadaran sosial dan kecakapan sosial. Penjelasan keduanya adalah sebagai berikut:a. Kesadaran Sosial
Kesadaran sosial mengarah pada sebuah spektrum dan yang secara tidak langsung merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, memahami perasaan dan pikirannya untuk ikut terlibat dalam situasi yang sulit. Spektrum kesadaran sosial meliputi:- Primal Empathy (empati terpenting), yaitu perasaan terhadap seseorang yang lain, merasakan tanda isyarat emosi.
- Attuntment (penyesuaian atau adaptasi), yaitu mendengarkan dengan kemauan penuh, membiasakan diri mendengarkan seseorang.
- Empathic accuracy (empati yang tepat), yaitu memahami pikiran gagasan, perasaan dan kehendak orang lain.
- Social cognition (kesadaran sosial), yaitu mengetahui bagaimana kehidupan bersosialisasi terjadi.
b. Kecakapan Sosial
Kecakapan sosial adalah kemampuan merasakan perasaan orang lain, atau sekadar tahu apa yang mereka pikirkan ataupun inginkan, tidak sama sekali menjamin sebuah keberhasilan dalam suatu interaksi. Kecakapan sosial terbentuk dalam kesadaran sosial untuk memenuhi sebuah interaksi yang lancar dan efektif. Spektrum kecakapan sosial meliputi:- Synchrony (Sinkroni), yaitu menginteraksikan dengan lancar pada level non verbal.
- Self Presentation (Presentasi Diri Pribadi), yaitu mempresentasikan diri sendiri dengan efektif.
- Influence (Pengaruh), yaitu menghadirkan jalan keluar dari interaksi sosial.
- Concern (Peduli), yaitu peduli terhadap orang lain sesuai dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing individu.
Cara Meningkatkan Kecerdasan Sosial
Menurut Goleman (2004), terdapat empat keterampilan dasar yang harus dikembangkan dalam meningkatkan kecerdasan sosial, yaitu mengorganisasikan kelompok, merundingkan pemecahan masalah, menjalin hubungan dan menganalisis sosial.a. Mengorganisasikan Kelompok
Setiap pribadi adalah pemimpin, sebagai seorang pemimpin dibutuhkan kemampuan dalam mengorganisasi, minimal dalam sebuah kelompok kecil di lingkungan sosialnya, atau paling tidak dalam lingkungan keluarganya. Sebelum menjadi pemimpin dalam mengorganisasi kelompok, seseorang harus terlebih dahulu mampu menjadi pemimpin diri sendiri. Seseorang bisa memimpin diri sendiri akan memunculkan teladan bagi orang lain.b. Merundingkan Pemecahan Masalah
Bila ada dua orang atau kelompok yang bersikukuh untuk mempertahankan pendapatnya masing-masing yang paling benar, maka dibutuhkan seorang mediator yang baik agar masalah dapat terselesaikan. Di sinilah sesungguhnya bagi setiap pribadi dibutuhkan sebuah kecerdasan sosial tersendiri. Kegagalan dalam memecahkan problem/masalah masyarakat yang dilatarbelakangi ketidakmampuan membaca, menganalisis, dan mengelola dinamika sosial yang berkembang di masyarakat merupakan salah satu ciri dari orang yang memiliki kecerdasan sosial yang yang tumpul.c. Menjalin Hubungan
Untuk menumbuhkan kecerdasan sosial yang baik, diperlukan penanaman pentingnya sebuah hubungan yang sehat dengan orang lain yakni hubungan sosial yang baik terus dijalin tanpa melihat apakah kita butuh atau tidak. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan sering bersilaturrahmi dengan orang lain, dengan begitu seseorang akan belajar bagaimana membangun suasana keakraban dalam sebuah hubungan sosial.d. Menganalisis Sosial
Kecerdasan ini sangat penting agar seseorang mempunyai kemampuan bisa memahami pribadi orang lain sehingga mudah pula menjalin sebuah hubungan yang baik. Kemampuan untuk memahami perasaan atau suasana hati orang lain inilah yang disebut sebagai kemampuan dalam menganalisis sosial. Pemahaman akan bagaimana perasaan orang lain ini bisa membawa sebuah hubungan terjalin dengan akrab dan menyenangkan. Seseorang bisa membawa hubungannya dengan orang lain dalam suasana kebersamaan yang baik.Sedangkan menurut Shapiro (Azzet, 2014), terdapat lima keterampilan sosial yang bisa dilatih pada anak agar memiliki kecerdasan sosial yang baik, yaitu sebagai berikut:
a. Keterampilan Berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi pada anak memang perlu dilatih dengan baik sebagai bekal dalam menjalin hubungan sosial. Keterampilan berkomunikasi bukan sekadar kemampuan berbicara, melainkan mampu menyampaikan dengan baik kepada orang lain sekaligus juga mampu memahami dan memberikan respons atas komunikasi yang dijalin oleh orang lain. Selain itu, juga kita latih untuk bisa mendengarkan dengan baik ketika orang lain menyampaikan sesuatu, kita latih juga memahami ekspresi dan gerak non verbal orang lain dalam berkomunikasi.b. Keterampilan dalam Membuat Humor
Jalinan hubungan sosial akan terasa hampa bila sama sekali tanpa diselingi dengan humor. Dengan adanya humor seseorang bisa tertawa; atau humor tidak harus membuat tertawa, tetapi cukup membuat tersenyum sehingga melekatkan hubungan dan rasa ringan di hati. Kita juga masih ingat dengan pernyataan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang mempunyai selera humor, dan termasuk mempunyai kecerdasan tingkat tinggi apabila seseorang mampu menertawakan diri sendiri.c. Keterampilan Menjalin Persahabatan
Keterampilan yang mendasar dalam keterampilan menjalin persahabatan ini adalah bisa berbagi dengan orang lain. Satu hal yang perlu digarisbawahi dalam menjalin persahabatan, yakni persahabatan yang baik bukan bersahabat dengan satu orang saja dan mengabaikan atau tidak mau menjalin persahabatan dengan teman-teman yang lainnya. Namun, persahabatan yang baik bisa dijalin dengan banyak teman sehingga pergaulan pun akan semakin luas.d. Keterampilan Berperan dalam Kelompok
Ketika anak-anak sudah mulai mengenal dunia pergaulan biasanya senang bila mempunyai kelompok. Di sinilah pentingnya orang tua melatih anak-anaknya untuk mempunyai keterampilan berperan dalam kelompok. Hal penting yang perlu dilatih adalah keberanian untuk menyampaikan pendapat. Bila anak kita sudah terlatih dalam menyampaikan pendapat, maka kepercayaan dirinya juga akan terbangun dengan baik. Sementara kepercayaan diri adalah modal yang penting agar seseorang bisa berperan dalam kelompok sosialnya.e. Keterampilan Bersopan Santun dalam Pergaulan
Sopan santun dalam pergaulan sangat diperlukan di kehidupan masyarakat. Bersopan santun adalah melakukan budi pekerti yang baik atau sesuai dengan tata krama yang dianut dan berlaku di masyarakat. Sangat penting bagi orangtua untuk bisa mengajarkan keterampilan bersopan santun dalam pergaulan ini. Dengan keterampilan bersopan santun yang baik, seseorang akan lebih mudah dan sukses dalam pergaulannya.Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Sosial
Menuurt Goleman (2006), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kecerdasan sosial, yaitu sebagai berikut:a. Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan pilar utama anak untuk bersosialisasi. Menurut Goleman, keluarga yang memiliki waktu untuk berkumpul bersama pada malam hari dan memberikan kasih sayang menyebabkan anak memiliki emosi yang positif terhadap orangtuanya, sehingga memudahkan anak untuk bersosialiasi dan memiliki hubungan yang positif dengan orang lain.b. Ekonomi
Menurut Goleman, tekanan ekonomi membuat orangtua lebih lama dalam bekerja, sehingga ketika pulang sekolah anak lebih menghabiskan waktu sendirian di rumah atau tempat penitipan anak, sehingga waktu tersebut terlewatkan untuk bersama dengan orangtua. Orangtua yang bekerja harus lebih meluangkan waktu bersama dengan anak agar anak dapat berinteraksi dengan orangtuanya.c. Teknologi
Kemuajuan dalam teknologi memudahkan manusia memperoleh informasi dan melakukan segala hal. Menurut Goleman anak-anak yang lebih senang menonton tayangan televisi akan menyebabkan anak tersebut melewatkan waktu untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga anak-anak perlu untuk melakukan interaksi seperti aktivitas bermain di luar rumah untuk membantu belajar bergaul dengan lebih baik.Daftar Pustaka
- Syamsu, Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya
- Prawira, Purwa Atmaja. 2012. Psikologi Pendidikan: Dalam Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
- Suyono, Hadi. 2007. Social Intelligence. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
- Azzet, Akhmad Muhaimin. 2014. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak. Jogjakarta: Katahati.
- Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press
- Goleman, D. 2006. Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi. Jakarta: Gramedia.
- Goleman, D. 2004. Emotional Intelligence; Kecerdasan Emosional Mengapa Lebih Penting dari IQ. Jakarta: Gramedia.
- Goleman, D. 2001. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia.