Stres pengasuhan atau parenting stress adalah kecemasan dan ketegangan berlebihan yang dialami oleh orang tua dalam proses pengasuhan akibat ketidaksesuaian antara tuntutan yang dirasakan dengan kemampuan orang tua. Stres pengasuhan terjadi akibat tidak berfungsinya peran orang tua dalam pengasuhan dalam interaksi dengan anak karena ketidaksesuaian respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak.
Parenting stress merupakan reaksi psikologis dan fisiologis yang tidak baik dalam proses pengasuhan akibat tuntutan peran sebagai orang tua. Menyebabkan ketegangan dan kecemasan yang timbul dari upaya untuk beradaptasi dengan permintaan atau kebutuhan anak.
Stres pengasuhan mendorong ke arah tidak berfungsinya pengasuhan orang tua terhadap anak, menyebabkan ketidaksesuaian respon orang tua dalam menganggapi konflik dengan anak-anak mereka. Reaksi stres tersebut muncul ketika orang tua merasa tuntutan-tuntutan dalam dinamika perannya sebagai orang tua tidak seimbang dengan sumber daya yang mereka miliki dalam menjalankan perannya.
Pengertian Stres Pengasuhan
Berikut definisi dan pengertian stres pengasuhan atau parenting stress dari beberapa sumber buku:
- Menurut Lestari (2012), stres pengasuhan adalah serangkaian proses yang membawa pada kondisi psikologi yang tidak disukai dan reaksi psikologi yang muncul dalam upaya beradaptasi dengan tuntutan peran sebagai orang tua.
- Menurut Ahern (2004), stres pengasuhan adalah kecemasan dan ketegangan yang melampaui batas dan secara khusus berhubungan dengan peran orang tua dan interaksi antara orang tua dengan anak. 3. Menurut Deckard (2004), stres pengasuhan adalah bentuk proses yang mengakibatkan reaksi psikologis dan fisiologis yang tidak baik yang berasal dari keharusan untuk memenuhi kewajiban sebagai orang tua.
- Menurut Williford (2006), stres pengasuhan adalah stres yang timbul akibat ketidaksesuaian antara tuntutan yang dirasakan orang tua dan kemampuan orang tua dalam memenuhi tuntutan tersebut dan respon psikologis negatif yang dikaitkan dengan diri sendiri dan anak yang dinilai oleh orang tua masing-masing.
- Menurut Dabrowska & Pisula (2010), stres pengasuhan adalah stres yang dialami orang tua dalam proses pengasuhan yang melibatkan serangkaian cara mengatasi perilaku dan berkomunikasi dengan anak (sosialisasi, pengajaran), perawatan atau pengasuhan (mengasuh, melindungi), mencari penyembuhan bagi anak, serta pengaruh stres tersebut terhadap kehidupan pribadi dan keluarga.
Aspek-aspek Stres Pengasuhan
Menurut Ahern (2004), stress pengasuhan memiliki beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
a. The Parent Distress (pengalaman stres orang tua)
Pengalaman stres orang tua menunjukkan perasaan stres orang tua sebagai sebuah fungsi dari faktor pribadi dalam memecahkan personal stres lain yang secara langsung dihubungkan dengan peran orang tua dalam pengasuhan anak. Tingkat stres pengasuhan ini berhubungan dengan karakteristik individu yang mengalami gangguan. Indikator pengalaman stres orang tua antara lain yaitu:
- Feeling of competence, yaitu orang tua diliputi oleh tuntutan dari perannya dan kekurangan perasaan akan kemampuannya dalam merawat anak. Hal ini dihubungkan dengan kurangnya pengetahuan orang tua dalam hal perkembangan anak dan ketrampilan manajemen anak yang sesuai.
- Social isolation, yaitu orang tua merasa terisolasi secara sosial dan ketidakhadiran dukungan emosional dari teman sehingga meningkatkan kemungkinan tidak berfungsinya pengasuhan orang tua dalam bentuk mengabaikan anaknya.
- Restriction imposed by parent role, yaitu adanya pembatasan pada kebebasan pribadi, orang tua melihat dirinya sebagai hal yang dikendalikan dan yang dikuasai oleh kebutuhan dan permintaan anaknya. Berhubungan dengan hilangnya penghargaan terhadap identitas diri yang sering diekspresikan. Sering kali adanya kekecewaan dan kemarahan yang kuat yang dihasilkan oleh frustasinya.
- Relationship with spouse, yaitu adanya konflik antar hubungan orang tua yang mungkin menjadi sumber stres utama. Konflik utamanya mungkin melibatkan ketidakhadiran dukungan emosi dan material dari pasangan serta konflik mengenai pendekatan dan strategi manajemen anak.
- Health of parent, yaitu sampai taraf tertentu, efektivitas proses pengasuhan orang tua terhadap anak dapat mempengaruhi kondisi kesehatan orang tua.
- Parent depression, yaitu orang tua mengalami beberapa gejala depresi ringan hingga menengah dan rasa bersalah (kecewa), yang mana pada suatu waktu dapat melemahkan kemampuannya untuk menangani tanggung jawabnya terhadap pengasuhan. Permasalahan ini secara khas dihubungkan dengan tingkatan depresi meliputi keluhan hilangnya energi.
b. The Difficult Child (perilaku anak yang sulit)
Perilaku anak yang sulit digambarkan dengan perilaku anak yang sering terlibat dalam mempermudah pengasuhan atau malah lebih mempersulit karena orang tua merasa anaknya memiliki banyak karakteristik tingkah laku mengganggu. Indikator dari perilaku anak yang sulit antara lain yaitu:
- Child adaptability, yaitu anak menunjukkan karakteristik perilaku yang membuat anak sulit untuk diatur. Stres orang tua berhubungan dengan tugas pengasuhan orang tua yang lebih sulit dalam ketidakmampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan lingkungan.
- Child demands, yaitu anak lebih banyak permintaan terhadap orang tua berupa perhatian dan bantuan. Umumnya anak-anak sulit melakukan segala sesuatu secara mandiri dan mengalami hambatan dalam perkembangannya.
- Child mood, yaitu orang tua merasa anaknya kehilangan perasaan akan hal-hal positif yang biasanya merupakan ciri khas anak yang bisa dilihat dari ekspresinya sehari-hari.
- Distracbility, yaitu orang tua merasa anaknya menunjukkan perilaku yang terlalu aktif dan sulit mengikuti perintah.
c. The Parent-Child Dysfunctional Interaction (ketidakberfungsian interaksi orang tua dan anak)
Stres pengasuhan ini menunjukkan interaksi antara orang tua dan anak yang tidak berfungsi dengan baik yang berfokus pada tingkat penguatan dari anak terhadap orang tua serta tingkat harapan orang tua terhadap anak. Indikatornya stres pengasuhan ini adalah:
- Child reinforced parent, yaitu orang tua merasa tidak ada penguatan yang positif dari anaknya. Interaksi antara orang tua dengan anak tidak menghasilkan perasaan yang nyaman terhadap anaknya.
- Acceptability of child to parent, yaitu stres pengasuhan orang tua karena karakteristik anak seperti intelektual, fisik, emosi yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua sehingga lebih besar dapat menyebabkan penolakan orang tua.
- Attachment, yaitu orang tua tidak memiliki kedekatan emosional dengan anaknya sehingga mempengaruhi perasaan orang tua.
Sumber Stres Pengasuhan
Menurut Nasir dan Muhith (2011), stres pengasuhan dapat terjadi disebabkan oleh beberapa sumber, yaitu:
- Sumber stress dari individu. Hal yang dapat menimbulkan stres dari individu sendiri antara lain penyakit yang diderita, penilaian dari motivasi yang bertentangan, dan ketika seseorang berada dalam suatu kondisi harus menentukan pilihan dan pilihan tersebut sama pentingnya.
- Sumber stress dalam keluarga. Beberapa hal yang sering kali menjadi stressor dalam keluarga antara lain bertambahnya anak, perceraian, dan adanya anggota keluarga yang sakit. Kelahiran anak dapat menimbulkan stres terkait dengan masalah keuangan, kesehatan, serta ketakutan akan terganggunya hubungan suami istri. Perceraian dapat menghasilkan banyak perubahan, yaitu status sosial, pindah rumah, dan perubahan kondisi keuangan.
- Sumber stress dalam komunikasi dan lingkungan. Sumber stres dari lingkungan sering kali diperoleh dari lingkungan pekerjaannya, yaitu beban pekerjaan yang terlalu tinggi. Hubungan sosial dengan lingkungan sekitar, dipengaruhi oleh persepsi individu, apakah hubungan tersebut dapat member dampak positif atau negatif. Jika interaksi sosial dianggap sebagai hubungan yang negatif, maka hal ini dapat menjadi stressor pada orang tua.
Faktor Penyebab Stres Pengasuhan
Menurut Gunarsa (2006), faktor-faktor penyebab terjadinya stres pengasuhan antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Stres kehidupan secara umum
Stres kehidupan secara umum yang dialami orang tua akan menambah beban stres dalam memberikan pengasuhan terhadap anak. Seperti orang tua yang mengalami stres dalam pekerjaan. Kondisi ini dapat memicu emosi marah dalam diri orang tua. Selain itu, mereka yang memiliki lebih dari satu peran, yaitu sebagai pekerja dan juga orang tua, berkemungkinan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi karena terbebani oleh tanggung jawab yang lebih banyak.
b. Kondisi anak
Ketika orang tua dihadapkan pada anak-anak yang memiliki perilaku menyimpang atau mengalami masalah dalam perkembangan, para orang tua harus berhadapan dengan kondisi stres yang lebih besar daripada kondisi stres yang dihadapinya jika anak-anak tersebut tidak menunjukkan adanya penyimpangan perilaku atau perkembangan.
c. Dukungan sosial
Dukungan sosial merupakan salah satu faktor parenting stress. Dukungan dari pasangan, sanak saudara, tetangga dan teman-teman dapat mengurangi kemungkinan orang tua mengalami parenting stress. Dukungan dari pasangan merupakan dukungan yang paling berpengaruh terhadap parenting stress. Jika salah satu pasangan merasa dirinya sendirian dalam menyandang tanggung jawab pengasuhan, ia akan merasakan stres yang dialaminya begitu besar. Sementara itu, jika ia merasa mendapat dukungan pengasuhan, stres yang dialaminya menjadi lebih kecil.
d. Status ekonomi
Faktor kemiskinan dan tekanan hidup yang semakin meningkat membuat stres yang dialami menjadi lebih besar. Meskipun parenting stress dapat terjadi pada keluarga menengah ke atas namun, sebagian besar terjadi pada keluarga dengan status ekonomi menengah ke bawah. Sumber material yang dibutuhkan dalam keluarga mencakup fasilitas hidup, termasuk sandang, papan, dan pangan. Parenting stress dianggap tidak akan dirasakan terlalu membebani jika makanan, pakaian, dan fasilitas tempat tinggal mencukupi kebutuhan anak- anak dalam proses perkembangannya.
e. Kematangan Psikologis
Orang tua yang belum matang secara psikologis serta usia yang masih dini untuk berperan sebagai orang tua dapat meningkatkan tingkat parenting stres. Orang tua dengan usia yang relatif muda cenderung memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mendidik anak yang minim sehingga, membuat tingkat parenting stress semakin tinggi.
Daftar Pustaka
- Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
- Ahern, L.S. 2004. Psychometric Properties of The Parenting Stress Index. Journal of Clinical Child Psyhology.
- Deckard, K. 2004. Parenting Stress. New Haven: Yale University Press.
- Williford, A.P., Calkins, S.D., & Keane, S.P. 2007. Predicting Change in Parenting Stress Across Early Childhood: Child and Maternal Factors. Journal of Abnormal Child Psychology.
- Dabrowska, A. dan Pisula, E. 2010. Parenting Stress and Coping Styles in Mothers and Fathers of Pre-School Children with Autism and Down Syndrome. Journal of Intellectual Disability Research.
- Nasir, Abdul dan Muhith, Abdul. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
- Gunarsa, S. 2006. Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gunung Mulia.