Konsentrasi Belajar - Pengertian, Aspek, Indikator, dan Cara Meningkatkan

Konsentrasi belajar adalah sebuah perilaku pemusatan pikiran, perhatian dan kesadaran yang dilakukan siswa untuk mempelajari dan memahami isi materi bahan pelajaran maupun proses pengajaran serta menghalau dan mengesampingkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar tersebut.

Konsentrasi Belajar - Pengertian, Aspek, Indikator, dan Cara Meningkatkan

Konsentrasi belajar merupakan pemusatan pikiran dan perhatian terhadap informasi yang diperoleh seseorang selama periode belajar. Konsentrasi yang baik adalah jika seseorang berada dalam kondisi yang rileks tanpa adanya stres yang ditandai dengan terbukanya pikiran bawah sadar sebanyak 88%.

Konsentrasi belajar adalah sumber kekuatan pikiran yang bekerja berdasarkan daya ingat dan lupa. Dalam belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat pada suatu pelajaran. Konsentrasi merupakan salah satu aspek pendukung siswa untuk mencapai prestasi yang baik. Apabila konsentrasi berkurang maka dalam mengikuti pelajaran di kelas maupun belajar secara pribadi pun dapat terganggu.

Pengertian Konsentrasi Belajar 

Berikut definisi dan pengertian konsentrasi belajar dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009), konsentrasi belajar adalah kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. 
  • Menurut Surya (2009), konsentrasi belajar adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan siswa pada suatu objek yang dipelajari dengan menghalau atau memisahkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang dipelajari.
  • Menurut Sumarno (2004), konsentrasi belajar adalah suatu perilaku dan fokus perhatian siswa untuk dapat memperhatikan dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, serta dapat memahami setiap materi pelajaran yang telah diberikan. 
  • Menurut Slameto (2003), konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. 
  • Menurut Olivia (2010), konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dan kesadaran sepenuhnya pada bahan pelajaran yang sedang dipelajari, mengesampingkan semua hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan kegiatan tersebut.

Aspek-aspek Konsentrasi Belajar 

Menurut Nugroho (2007), konsentrasi belajar memiliki beberapa aspek pendukung, antara lain yaitu sebagai berikut:

  1. Pemusatan pikiran. Suatu keadaan yang memerlukan ketenangan, kenyamanan, dan juga perhatian dalam proses belajar agar dapat memahami pelajaran yang sedang dipelajari.
  2. Motivasi. Suatu dorongan atau keinginan yang muncul dari dalam diri individu yang berusaha untuk mengubah tingkah laku agar lebih baik dari sebelumnya. 
  3. Rasa khawatir. Merupakan suatu perasaan tidak tenang karena merasa kurang optimal dalam melakukan suatu pekerjaan. 
  4. Perasaan tertekan. Merupakan suatu dorongan atau tuntutan dari orang lain ataupun dari lingkungan.
  5. Gangguan pemikiran. Merupakan suatu hambatan dari dalam diri individu ataupun dari orang lain. Misalnya: masalah keluarga, ekonomi, dan masalah pribadi dari individunya.
  6. Gangguan kepanikan. Merupakan suatu hambatan berkonsentrasi dalam bentuk rasa waswas yang dapat mengganggu hasil yang sudah dilakukan maupun hasil yang akan dilakukan. 
  7. Kesiapan belajar. Suatu keadaan atau kondisi dimana seseorang sudah siap untuk menerima pelajaran, sehingga individu tersebut dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya.

Indikator Konsentrasi Belajar 

Menurut Makmun (2003), konsentrasi belajar yang dilakukan oleh siswa memiliki beberapa indikator atau ciri-ciri, yaitu sebagai berikut: 

  1. Konsentrasi perhatian. memperhatikan sumber informasi dengan saksama (guru atau buku), fokus pandangan tertuju pada guru atau papan tulis, dan memperhatikan hal yang lain (menengok ke arah teman yang bertanya atau menanggapi jawaban). 
  2. Sambutan lisan (verbal response). yaitu bertanya mencari informasi tambahan penguji, pendapat hipotetiknya, menjadi pembicara.
  3. Memberikan pernyataan. Seperti menguatkan, menyetujui, menentang dan menyanggah atau membandingkan (dengan alasan, tanpa alasan). 
  4. Menjawab. Menjawab jawaban hasil diskusi atau jawaban teman sesuai dengan masalah atau menyimpang dari masalah (ragu-ragu).
  5. Sambutan psikomotorik. Dengan membuat catatan atau menulis informasi, membuat jawaban atau mengerjakan tugas.

Faktor Penyebab Rendahnya Konsentrasi Belajar 

Menurut Surya (2009), beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi rendahnya konsentrasi belajar siswa antara lain, yaitu sebagai berikut: 

  1. Lemahnya minat dan motivasi pada pelajaran. Kurangnya minat dan motivasi belajar yang akan menyebabkan siswa mudah terpengaruh pada hal-hal yang lebih menarik perhatian ketika proses belajar berlangsung.
  2. Timbulnya perasaan negatif seperti gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut, benci dan dendam. Perasaan tidak enak yang ditimbulkan oleh adanya konflik dengan pihak lain atau rasa khawatir karena suatu hal sehingga menyita sebagian besar perhatian. Perhatian yang terpecah ini, tentu menyulitkan anak untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Oleh sebab itu, siswa mudah sekali kehilangan konsentrasi saat belajar. 
  3. Suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan. Suara hiruk-pikuk kendaraan, suara musik yang keras, suara TV, suara orang yang sedang bertengkar dan lain-lain dapat memecahkan perhatian kita saat ingin berkonsentrasi belajar. Selain itu keadaan ruang kelas atau ruang belajar yang berantakan juga membuat tidak nyaman belajar sehingga menjadi tidak berkonsentrasi. 
  4. Bersifat pasif dalam belajar. Anak yang tidak dilibatkan secara langsung dalam proses belajar mengajar disebut sebagai bersifat pasif dalam belajar. Bersifat pasif akan membawa anak pada perilaku-perilaku impulsif serta menurunnya konsentrasi karena mereka merasa tidak dilibatkan dalam proses belajar mengajar terebut. 
  5. Tidak memiliki kecakapan dalam cara-cara belajar yang baik. Konsentrasi belajar dibutuhkan pada anak ketika ingin mendapatkan prestasi yang baik, hal ini banyak ditemukan pada anak-anak yang mampu menciptakan cara-cara belajar yang baik dan efektif. Sementara itu, apabila anak tidak mampu menciptakan cara belajar yang efektif, konsentrasi belajar sulit untuk dimunculkan.
  6. Gangguan kebugaran jasmani. Ketika anak sedang belajar dalam keadaan tidak bugar jasmani, hal ini akan mengganggu konsentrasinya. Keadaan yang tidak nyaman karena merasa lesu, letih, atau mengantuk akan mengganggu pemusatan perhatian siswa pada pelajaran yang sedang berlangsung.

Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar 

Menurut Nugroho (2007), terdapat berbagai strategi dan upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi dalam belajar, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Kenali karakter 

Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, tidak semua individu memiliki gaya belajar yang sama. Gaya belajar seseorang bermacam macam, ada yang dapat berkonsentrasi jika keadaan sekitar benar-benar sunyi dan sepi, ada juga yang dapat berkonsentrasi jika ada suara musik (tidak dalam keadaan sunyi).

b. Pergunakan konsep reward dan punishment dalam belajar 

Reward dan punishment ditujukan kepada orang tua untuk memberikan penghargaan jika anak mencapai suatu prestasi. Hal ini terbukti dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar anak untuk mencapai suatu prestasi tertentu. Karena dengan reward seseorang akan berusaha seoptimal mungkin untuk belajar secara bersungguh-sungguh untuk mendapatkan prestasi yang baik. Jika prestasi menurun akan diberikan punishment yang telah di sepakati sebelumnya.

c. Mengubah kebiasaan belajar 

Mengubah cara belajar bertujuan untuk mengurangi ketegangan serta kejenuhan dalam belajar untuk meningkatkan konsentrasi belajarnya. Belajar tidak selamanya harus di dalam kamar. Tidak ada salahnya apabila sekali-sekali siswa diajak belajar di luar rumah. Bahkan bila perlu belajar di mal atau pun tempat yang menyenangkan lainnya. Yang penting siswa dapat melakukan belajar dengan baik. Hal ini juga dapat mengurangi ketegangan serta kejenuhan siswa dalam belajar.

d. Persiapan sarana dan prasarana yang mendukung 

Kebutuhan yang diperlukan pada saat belajar diusahakan dekat dan mudah terjangkau, hal ini dilakukan agar individu tidak perlu berpindah dari tempat atau posisinya untuk mengambil barang tersebut, sehingga konsentrasi belajar tidak akan terpecah. Kelengkapan saran dan prasarana pendukung belajar dapat pula meningkatkan konsentrasi belajar. Sebisa mungkin posisikan ruangan belajar siswa jauh dari TV. Dengan meletakkan semua kebutuhan yang diperlukan selama proses belajar dekat dengan posisi siswa, diharapkan siswa tidak perlu meninggalkan posisi belajarnya hanya sekedar untuk mengambil beberapa kebutuhan perlengkapan belajar. Dengan demikian konsentrasi siswa tidak akan terpecah.

Daftar Pustaka

  • Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Makmun, Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya offset.
  • Surya, Hendra. 2009. Percaya Diri itu Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  • Sumarno, U. 2004. Kemandirian Belajar: Apa Mengapa dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Bandung: Laporan penelitian Hibah Pasca Sarjana UPI. 
  • Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Olivia, Femi. 2010. Visual Mapping Memaksimalkan Otak Kiri dan Kanan Dengan Pemetaan Visual. Jakarta: Alex Media Komputindo.
  • Nugroho, W. 2007. Belajar Mengatasi Hambatan Belajar. Surabaya: Prestasi Pustaka.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama