Waktu luang atau leisure time waktu yang tersisa dan tidak digunakan untuk bekerja, mencari nafkah, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup, dimana dapat diisi dengan berbagai aktivitas untuk tujuan menyenangkan diri sendiri.
Waktu luang merupakan waktu yang penggunaannya bebas dan berada di luar kegiatan rutin sehari-hari sehingga dapat dimanfaatkan secara positif. Pemanfaatan waktu luang yang baik akan memberikan dampak yang positif bagi yang memanfaatkannya.
Dalam pemanfaatan waktu luang, seseorang bebas melakukan aktivitas apa yang diinginkan untuk mengekspresikan dirinya, bersantai, dan merasa bahagia. Ketika seseorang melakukan aktivitas saat waktu luang, hal tersebut dapat membantu mengurangi perasaan depresi dan kesepian sehingga membantu meningkatkan kesehatan fisik, sosial, dan kognitif.
Berikut definisi dan pengertian waktu luang atau leisure time dari beberapa sumber buku:
- Menurut Yurida (2019), waktu luang adalah waktu senggang yang dimiliki oleh setiap individu baik itu di luar kegiatan yang dilakukan setiap hari maupun kegiatan tambahan.
- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), waktu luang adalah waktu yang tersisa dari rutinitas sehari-hari, dan dimana seseorang dapat memilih aktivitas yang ingin di lakukan dengan tujuan untuk menyenangkan diri sendiri.
- Menurut Sukadji (2000), waktu luang adalah waktu yang tidak digunakan untuk bekerja, mencari nafkah, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup.
Jenis-jenis Waktu Luang
Menurut Torkildsen (2005), kriteria waktu luang dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
- Leisure as time (waktu luang sebagai waktu). Menggambarkan bahwa waktu luang sebagai waktu senggang setelah melaksanakan berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan, dimana ada waktu lebih yang dimiliki untuk melakukan kegiatan yang bersifat positif.
- Leisure as activity (waktu luang sebagai aktivitas). Waktu luang terbentuk melalui kegiatan yang bersifat mengajar dan menghibur. Waktu luang berisikan berbagai kegiatan dimana seseorang mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau mengembangkan keterampilan secara objektif.
- Leisure as an end in itself or a state of being (waktu luang sebagai suasana hati atau mental yang positif). Waktu luang harus dimengerti sebagai suatu hal yang berhubungan dengan sikap dan kejiwaan seperti hal-hal bersangkutan dengan keagamaan, bukan disebabkan oleh faktor-faktor yang datang dari luar.
- Leisure as an all embracing (waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti luas). Waktu luang merupakan ekspresi dari seluruh aspirasi manusia dalam mencari kebahagiaan, berhubungan dengan tugas baru, etnik baru, kebijakan baru serta kebudayaan yang baru.
- Leisure as a way of living (waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup). Waktu luang merupakan suatu kehidupan yang bebas dari tekanan-tekanan yang berasal dari luar kebudayaan seseorang dan lingkungannya, sehingga mampu untuk bertindak sesuai perasaan yang bersifat menyenangkan, pantas dan keyakinan.
Sedangkan menurut Triatmoko (2007), berdasarkan pemanfaatannya, waktu luang dapat dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu:
- Dimensi waktu, waktu luang dilihat sebagai waktu yang tidak digunakan untuk bekerja mencari nafkah, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup.
- Dimensi cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan sesuka hati.
- Dimensi fungsi, waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana mengembangkan potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang mengalami gangguan emosi, sebagai selingan hiburan, sarana rekreasi, sebagai kompensasi pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau sebagai kegiatan menghindari sesuatu.
Tujuan Pemanfaatan Waktu Luang
Orang yang dapat memanfaatkan waktu luang dengan baik adalah orang yang sangat beruntung, karena dapat memanfaatkan serta mengontrol waktu secara optimal. Seseorang yang menggunakan waktu secara efisien akan memperoleh banyak manfaat, misalnya mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, sehingga ada waktu untuk memulihkan kebugaran fisik dan mental, rekreasi, dan interaksi sosial.
Menurut As'ad (2003), beberapa keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan waktu luang adalah sebagai berikut:
a. Waktu luang untuk kesehatan jasmani
Dalam hal ini dengan waktu luang akan bisa menikmati kesegaran kembali, sebagaimana keadaan urat syaraf bebas dari ketegangan. Pemanfaatan waktu luang untuk meningkatkan kesehatan di antaranya:
- Membiasakan berolahraga.
- Makan makanan ringan yang akan memberikan semangat.
- Mengendurkan urat-urat syaraf dengan bersantai.
- Menjauhi tempat keramaian yang dapat menimbulkan kebisingan di sekitar tempat beraktivitas.
b. Waktu luang untuk kesehatan rohani
Seseorang bisa berinteraksi dengan dua obyek yaitu obyek ekstern dan objek intern. Individu yang melakukan sesuatu maka akan berkonsentrasi pada realitas luar yang memberi efek pada tindakannya tersebut. Jika hal itu terjadi maka seseorang akan mengalami gangguan jiwa. Aktivitas kejiwaan agar individu paham dan membiasakannya sehingga memiliki kesehatan yang baik, yaitu:
- Autokritik atau introspeksi diri.
- Memberi solusi terhadap problem dan hambatan.
- Menentukan tujuan yakni menyusun tujuannya atau tujuan yang baru.
- Membuat rencana baru dan mengganti rencana lama.
- Mencari pengalaman baru.
c. Waktu luang untuk sosialisasi diri di masyarakat
Dalam interaksi sosial baik skala individu maupun kelompok sebagaimana membutuhkan waktu luang yang dapat memperbaharui potensi dan kesiapan berinteraksi dengan yang lainnya. Pentingnya waktu luang yang sesuai dan cukup untuk merealisasikan keharmonisan sosial dalam hubungan sosial, yaitu:
- Menilai hubungan sosial dengan mengevaluasi yang berkembang antara dia dan orang yang ada di sekelilingnya sesuai dengan opininya.
- Menilai strata sosial yang dimiliki seseorang dalam satu komunitas.
- Memprediksi masa depan.
- Merencanakan masa depan.
- Menyiapkan media aplikasi yang sesuai.
d. Waktu luang untuk kestabilan ekonomi
Seseorang yang menggunakan waktu luang maka ia dapat mengevaluasi kondisi ekonominya, yaitu dengan mengevaluasi pemasukan dan pengeluaran serta menekan pengeluaran.
Kegiatan Pemanfaatan Waktu Luang
Waktu luang dapat diisi dengan berbagai kegiatan positif yang bermanfaat untuk kesehatan rohani maupun jasmani. Menurut Triatmoko (2007), beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam pemanfaatan waktu luang, antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Relaxation activity (kegiatan relaksasi)
Kegiatan relaksasi aktif misalnya; membetulkan alat rumah tangga atau berbenah rumah, memperbaiki sepeda motor. Kegiatan tersebut sifatnya produktif cenderung meningkatkan ketrampilan dan harga diri. Selain itu bisa melakukan relaksasi pasif dengan cara menonton televisi, mendengarkan musik, dan membaca tulisan ringan. Namun terlalu banyak melakukan kegiatan relaksasi pasif akan membuat kehilangan waktu untuk kegiatan yang lebih produktif.
b. Entertainment activity (kegiatan hiburan)
Kegiatan hiburan atau rekreasi dapat mempromosikan penguasaan keterampilan, seperti olahraga partisipasi, hobi, dan kesenian atau mungkin lebih murni rekreasi seperti bermain video game, melamun atau nongkrong dengan teman-teman. Kegiatan olahraga merupakan kegiatan hiburan yang positif dan terarah. Karena dengan berolahraga, remaja dapat menjaga kondisi tubuhnya agar selalu sehat dan dapat melakukan segala aktivitasnya.
c. Personal development activity (kegiatan pengembangan diri)
Pengembangan diri termasuk kegiatan yang meningkatkan kesadaran dan identitas, mengembangkan bakat dan potensi, membangun modal manusia, dan memfasilitasi kerja, meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi pada realisasi mimpi dan aspirasi serta rohani pengembangan. Berteman, bergaul dan mengikuti aktivitas di sekitar rumah atau sekolah atau kegiatan yang berhubungan dengan kesiapannya menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi (misalnya pergi ke perpustakaan, latihan soal-soal).
Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Waktu Luang
Mengisi waktu luang dengan hal-hal yang positif dan produktif dapat mempengaruhi pola hidup seseorang. Memanfaatkan waktu luang tidak terlepas dari segala faktor yang mempengaruhi. Menurut Yurida (2019), beberapa faktor yang menjadi penghambat pemanfaatan waktu luang di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Sering menunda pekerjaan
Dengan menunda pekerjaan, seseorang akan terbebani pekerjaan-pekerjaan yang menumpuk. Sehingga untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut akan tergesa- gesa karena dikejar oleh waktu. Akhirnya orang tersebut akan kehilangan waktu istirahatnya, pekerjaannya tidak bisa selesai dengan tuntas dan maksimal, dan akan membuatnya tidak berkonsentrasi.
b. Malas
Kemalasan membuat seseorang enggan melakukan apapun, meskipun sedang ada waktu luang. Orang yang malas, hanya akan berleha-leha, santai, tidak melakukan hal yang bermanfaat dan hanya membuang-buang waktu saja.
c. Tidak tahu seberapa pentingnya waktu
Sepintas terlihat waktu adalah sesuatu yang sangat sederhana, namun dibalik itu waktu memiliki manfaat yang sangat besar dalam kehidupan ini, sedetik saja waktu tidak dimanfaatkan maka kerugian akan menghampiri, karena waktu yang sudah berlalu tidak bisa kembali dan diulang lagi, maka waktu itu mahal harganya, lebih mahal dari emas sekalipun.
Cara Mengelola Waktu Luang
Mengelola waktu dalam setiap kegiatan sangat penting sehingga dapat memanfaatkan setiap jam, menit, dan bahkan detik dalam hidup dengan sebaik-baiknya. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola waktu luang agar dapat dimanfaatkan dengan baik.
a. Membagi waktu
Seorang pelajar harus melakukan pengaturan atas waktu dan kegiatan belajar. Bagi seorang pelajar mengatur waktu tidak berarti ia harus menghabiskan waktunya untuk belajar. Seorang pelajar tetap membutuhkan waktu untuk bersosialisasi, bersantai, dan sebagainya. Prinsip utama pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu untuk setiap kegiatan. Pada umumnya, setiap sekolah sudah menetapkan jadwal belajarnya; kapan saatnya masuk sekolah, kapan saatnya pulang, apa jadwal pelajaran hari per hari, jadwal kegiatan ekstrakurikuler, dan seterusnya.
b. Membuat jadwal
Untuk mempermudah pengaturan kegiatan, seorang pelajar dapat menerapkan pula sistem jadwal kegiatan di sekolah untuk mengatur jadwal kegiatan di rumah. Dengan kata lain, jadwal kegiatan yang didapat dari sekolah kemudian ditambahkan dengan jadwal kegiatan pribadi di rumah (di luar sekolah). Langkah-langkah untuk menyusun jadwal kegiatan di rumah adalah sebagai berikut:
- Untuk mempermudah penyusunan jadwal, lakukanlah dahulu survei kegiatan sehari-hari.
- Tuliskan terlebih dahulu jadwal kegiatan yang bersifat terus-menerus (reguler), seperti sekolah, bimbingan belajar, dan kegiatan ekstrakurikuler.
- Setelah mendaftarkan kegiatan reguler, mulailah menyusun daftar kegiatan di rumah. Ketika survei, perhatikan pula beberapa aspek kebutuhan dalam pekerjaan tersebut, seperti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencuci, kapan waktu yang tepat untuk memandikan adik, seberapa sering mencabuti rumput, dan lain sebagainya.
- Setelah mendaftarkan seluruh tugas dan kewajiban, pilah dan masukkanlah waktu yang tepat untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Dengan begitu akan terlihat pembagian waktu yang jelas antara waktu belajar, melaksanakan tugas di rumah, serta waktu luang untuk bermain dan beristirahat.
c. Menjalankan jadwal
Seorang siswa setelah membuat jadwal harus menepati jadwal tersebut. Pembuatan jadwal yang baik yaitu jadwal yang jujur, sesuai dengan kemampuan, bukan jadwal yang bagus. Akan percuma saja membuat jadwal yang bagus dan terinci jika pada akhirnya tidak dapat dijalani. Seseorang harus dapat membuat skala prioritas. Hal ini berkaitan dengan komitmen dan tanggung jawab seseorang terhadap pekerjaannya.
d. Evaluasi
Jadwal yang dibuat terlalu longgar dalam artian sering dapat ditepati dalam waktu yang lebih singkat daripada target, ada baiknya jadwal dipadatkan. Dengan begitu akan didapat jadwal kosong yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Ada kalanya jadwal yang telah dibuat berantakan begitu saja. Pada akhirnya, sang pembuat jadwal stres karena kegagalannya menepati jadwal dan tumpukan pekerjaan yang terus menggunung. Jika hal ini yang terjadi, coba dilihat dahulu, apa yang menyebabkan kegagalan tersebut.
e. Penggunaan Alat Bantu
Pengaturan waktu dapat dipermudah pelaksanaannya dengan digunakannya alat bantu. Alat yang paling sederhana adalah agenda. Agenda berfungsi sebagai tempat mencatat jadwal dan daftar kegiatan. Dengan adanya agenda, seseorang dapat memeriksa dulu jadwalnya sebelum membuat janji baru. Hal ini berguna untuk menghindari bentroknya jadwal.