Model pembelajaran inkuiri adalah suatu pendekatan metode pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Melalui model pembelajaran inkuiri diharapkan siswa atau peserta didik untuk melakukan eksperimen sendiri guna mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis menggunakan macam-macam sumber informasi dan gagasan untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap maslah, topik, dan isu.
Model pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan Peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis analitis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Model pembelajaran inkuiri sering juga disebut dengan strategi heuristic, istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang artinya saya menemukan. Pembelajaran menggunakan metode inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman pada tahun 1960. Proses pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif sehingga peserta didik terlatih dalam memecahkan masalah sekaligus membuat keputusan.
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran inkuiri dari beberapa sumber buku:
- Menurut Mulyasa (2007), inkuiri adalah metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.
- Menurut Sanjaya (2008), inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
- Menurut Gulo (2008), inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
- Menurut Kuhlthau dan Todd (2007), inkuiri adalah pendekatan pembelajaran dimana peserta didik mencari menggunakan macam-macam sumber informasi dan gagasan untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap maslah, topik, dan isu.
Jenis-jenis Pembelajaran Inkuiri
Menurut Mulyasa (2007), model pembelajaran inkuiri terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Guided inquiry (inkuiri terbimbing)
Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini digunakan terutama bagi para peserta didik yang belum berpengalaman belajar dengan model inkuiri, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit di kurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Peserta didik tidak merumuskan permasalahan. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.
b. Free Inquiry (Inkuiri Bebas)
Pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuan. Pada pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya adalah inkuiri role approach yang melibatkan peserta didik dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelompok memiliki tugas sebagai, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasian proses.
c. Modified Free Inquiry (Inkuiri bebas yang dimodifikasi)
Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri
Menurut Sanjaya (2008), ciri-ciri model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
- Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
- Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
- Tujuan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran melalui strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri
Menurut Lutfiyah dan Ismayati (2015), prinsip-prinsip model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
- Berorientasi pada pengembangan intelektual. tujuan dari pembelajaran inkuiri selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
- Interaksi. Pembelajaran sebagai proses interaksi dimaksudkan bahwa guru bukanlah sumber belajar, melainkan pengatur atau pemandu dalam kegiatan belajar sehingga akan terjadi interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.
- Bertanya. Pembelajaran inkuiri diharapkan mampu memunculkan proses berpikir siswa mengenai berbagai fenomena atau materi yang dipelajari. Proses berpikir tersebut akan menjadikan sikap berani siswa untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru.
- Belajar untuk berpikir. Prinsip tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.
Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri
Menurut Sanjaya (2008), langkah-langkah atau tahapan yang dijalankan dalam proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran ekspositori sebagai langkah untuk mengondisikan agar siswa siap menerima pelajaran. Keberhasilan strategi pembelajaran inkuiri ini sangat bergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki karena masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi pembelajaran inkuiri, oleh sebab itu siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki oleh setiap individu sejak lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu bisa membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh karena itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang sangat dalam belajar, akan tetapi juga memerlukan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang telah diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuannya yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Dan untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri
Setiap model pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran inkuiri. Menurut Syaefudin (2009), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran inkuiri yaitu:
- Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
- Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
- Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
- Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
- Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
- Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
- Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
- Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
- Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional.
- Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
b. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran inkuiri yaitu:
- Kemungkinan sebagian siswa tidak berperan serta aktif dalam metode inquiri ini sehingga justru menghambat jalannya pengajaran melalui metode ini.
- Tingkat kedewasaan siswa kurang mencukupi untuk metode inquiri ini. Tuntutan peran terlalu tinggi sehingga siswa tidak mampu menjalankan peran ini dengan baik.
- Persiapan dan penjelasan yang kurang dari guru bisa membuat metode inquiri ini terhambat. Siswa harus diberi penjelasan yang cukup sebelum acara dimulai. Guru harus membantu persiapan sematang mungkin supaya proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.
- Adanya keengganan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam metode inquiri ini. Siswa sering kali tidak bersedia untuk ikut serta dalam metode inquiri ini yang telah dirancang, walaupun guru menganggap siswa tersebut mampu berperan serta.
- Kurang kompetennya guru dalam merancang dan mengendalikan metode inquiri ini dapat menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
- Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
- Gulo. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
- Kuhlthau & Todd. 2007. Guided Inquiry: A framework for Learning Through Schoollibrariesin 21st Century Schools. New Jersey: CISSL.
- Nurlaela, Luthfiyah dan Ismayati, Euis. 2015. Strategi Belajar Berpikir Kreatif. Yogyakarta: Ombak.
- Syaefudin, Udin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.