Kerja sama tim atau teamwork adalah kolaborasi antara dua orang atau lebih untuk saling berbagi waktu, bakat, dan pengetahuan dalam melaksanakan tugas dan upaya mencapai tujuan yang telah ditentukan. Setiap orang dalam teamwork memiliki derajat yang sama penting, memahami peran dan tugas, saling percaya dan mendukung, bertanggung jawab serta saling berhubungan satu sama lain melalui pemimpin yang telah ditunjuk.
Teamwork atau kerja sama tim adalah sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha yang dilakukan anggota tim menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada masukan individual setiap anggota. Teamwork adalah seperangkat pengalaman, tindakan dan perasaan masing-masing anggota tim yang saling terkait yang dibutuhkan untuk proses koordinasi dan pencapaian tujuan tugas tim.
Teamwork dapat terwujud dalam individu-individu yang bekerja bersama dalam lingkungan yang kooperatif untuk mencapai tujuan bersama melalui berbagi pengetahuan dan ketrampilan. Dalam pelaksanaan kerja sama harus tercapai keuntungan bersama, pelaksanaan kerja sama hanya dapat tercapai apabila diperoleh manfaat bersama bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Berikut definisi dan pengertian teamwork atau kerja sama tim dari beberapa sumber buku:
- Menurut Follet (2007), teamwork adalah proses psikologis, perilaku dan mental dari anggota tim dalam berkolaborasi satu dengan yang lain dalam melaksanakan tugas dan upaya mencapai tujuan.
- Menurut Dejanaz & Dowd (2006), teamwork adalah kemampuan individu untuk melakukan kerja sama dengan baik dalam mencapai maksud dan tujuan tim serta para anggotanya mampu berpartisipasi di dalam tim dan memperoleh kepuasan di dalam tim tersebut, dengan ciri memiliki tujuan, memahami peran dan tugas, saling percaya dan mendukung serta bertanggungjawab dalam menjalankan tugas-tugas untuk mencapai tujuan bersama.
- Menurut Johlke & Duhan (2002), teamwork adalah perbuatan dua orang atau lebih yang bekerja sama ke arah tujuan umum, saling membagi waktu, bakat, dan pengetahuan dan menggunakan metode yang cocok untuk semua anggota tim.
- Menurut Johnson dan Johnson (1991), teamwork adalah kolaborasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan yang ditentukan. pendekatan multidimensional yang ditandai dengan serangkaian perilaku adaptif, kognisi dan sikap yang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
- Menurut Hughes (2012), teamwork adalah kumpulan orang-orang yang mampu bekerja sama dalam sebuah tim, setiap orang memiliki derajat yang sama dan penting dalam organisasi. Setiap individu berhubungan dengan individu lain melalui seorang pemimpin yang ditetapkan.
Aspek–aspek Teamwork
Menurut Hoegl dan Gemuenden (2001), aspek teamwork atau kerja sama tim dibagi menjadi dua kelompok yaitu aspek yang berkaitan dengan tugas (komunikasi, koordinasi dan keseimbangan terhadap kontribusi anggota) dan aspek interaksi sosial (dukungan, usaha dan kohesifitas tim). Adapun penjelasan dari aspek-aspek teamwork tersebut adalah sebagai berikut:
a. Komunikasi
Komponen dasar dari teamwork adalah komunikasi di antara anggota tim. Komunikasi memungkinkan terjadinya pertukaran informasi di antara anggota tim. Kualitas komunikasi di antara anggota tim dapat dilihat dari frekuensi, formalisasi, struktur dan keterbukaan dari pertukaran informasi. Frekuensi mengacu kepada seberapa intensif anggota tim dalam berkomunikasi, formalisasi berkaitan dengan seberapa spontan anggota tim dalam menyampaikan pendapatnya, struktur berkaitan dengan cara komunikasi di antara para anggota (langsung atau terdapat mediator) dan keterbukaan dari pertukaran informasi berkaitan dengan seberapa banyak pihak-pihak yang dapat mengakses informasi.
b. Koordinasi
Koordinasi berarti bahwa tim harus membuat sebuah jenjang tanggung jawab dari pekerjaan secara jelas di antara anggota tim sehingga tidak terdapat jarak dan tumpang tindih wewenang dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. Koordinasi mengurangi kesenjangan dan tumpang tindih tugas dalam tim. Koordinasi menyelaraskan dan menyelaraskan kontribusi setiap anggota tim. Untuk membuat koordinasi lebih efisien dan efektif, para anggota perlu menyepakati tugas-tugas yang ditentukan, struktur kerja, jadwal, anggaran dan pengiriman. Dengan demikian, setiap anggota tim memiliki sub-tujuan yang cukup jelas. Tingkat pemahaman bersama mengenai kontribusi antara masing-masing anggota tim menentukan kualitas kerja tim.
c. Keseimbangan Kontribusi Anggota
Hal penting bagi sebuah tim yang berkualitas adalah semua anggota tim dapat memberikan kontribusi terhadap tugas yang berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman terhadap tim. Selain itu terdapat juga penghargaan terhadap pengetahuan dan pengalaman spesifik dari masing-masing anggota tim. Keseimbangan kontribusi anggota membawa pengalaman anggota tim pada potensi penuh mereka. Dominasi dalam diskusi atau proses pengambilan keputusan harus dibatasi untuk memungkinkan semua anggota tim untuk memiliki kontribusi yang seimbang dan berbagi pandangan dan ide mereka. Penting untuk menciptakan suasana di mana semua anggota merasa bebas untuk membawa keahlian yang relevan dengan tugas mereka ke diskusi dan proses pengambilan keputusan.
d. Dukungan
Dukungan di antara anggota tim merupakan komponen yang penting dalam kualitas teamwork. Kolaborasi anggota tim dan bekerja sama lebih diutamakan daripada kompetisi dalam sebuah teamwork yang berkualitas. Perilaku kooperatif membantu anggota kelompok mengenali bagaimana mencapai tujuan dan memahami bahwa mereka bekerja untuk kepentingan bersama. Orang percaya bahwa mereka bisa sukses bersama. Akibatnya, mereka berbagi informasi yang akurat, mengidentifikasi masalah secara terbuka, mendiskusikan pandangan yang berlawanan dengan jelas, mengembangkan dan memilih solusi alternatif berkualitas tinggi yang akan diterapkan oleh semua anggota. Rasa saling hormat yang besar antara anggota tim mengembangkan ide dan kontribusi anggota tim lain, yang sangat penting untuk aspek kualitas teamwork dalam kerja tim.
e. Usaha
Usaha diperlukan oleh anggota tim untuk mencapai harapan bersama. Pembagian beban kerja di antara anggota tim dan memprioritaskan tugas tim untuk diselesaikan merupakan indikator adanya usaha dari anggota tim. Upaya anggota tim mengacu pada bagaimana anggota tim berbagi dan memprioritaskan beban kerja tugas tim. Upaya tingkat tinggi dari semua anggota tim ditunjukkan oleh suasana mendukung yang tinggi ketika mengerjakan tugas yang diprioritaskan. Anggota tim didorong untuk menyelesaikan tugas tim sebagai prioritas utama; sebagai akibatnya, anggota tim menyumbangkan banyak upaya untuk proyek tersebut. Mereka saling membantu dan bekerja sama untuk meminimalkan konflik dalam interaksi sosial yang positif.
f. Kohesivitas
Kohesivitas tim mengacu kepada tingkat di mana anggota tim berusaha untuk tetap berada dalam tim. Terdapat tiga kekuatan yang mendorong terjadinya kohesivitas; 1) Daya tarik pribadi anggota tim, 2) Komitmen pada tugas tim, dan 2) Kebanggaan-semangat kelompok.
Jenis-jenis Teamwork
Menurut Daft (2006), teamwork terbagi menjadi enam jenis, yaitu:
- Tim formal. Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal.
- Tim vertikal. Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.
- Tim horizontal. Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hierarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
- Tim dengan tugas khusus. Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
- Tim mandiri. Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang anggota terpilih.
- Tim pemecahan masalah. Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang dibayar per-jam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
Sedangkan menurut Hariandja (2006), teamwork dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu:
- Problem solving team. Sebuah tim yang dibentuk untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah mengidentifikasikan berbagai masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkan masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota tim biasanya berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih sepuluh orang yang melakukan pertemuan rutin setiap minggu.
- Self managed team. Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas dengan memberikan kewenangan pada kelompok untuk mengatur kerja mereka, misalnya menjadwal kerja, menentukan metode kerja, mengawasi anggota, memberi reward dan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanya berasal dari satu departemen yang melakukan tugas yang sama.
- Cross functional team. Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi. Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian dan orientasi yang berbeda yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
Komponen Teamwork
Menurut Salas dkk (2005), terdapat lima komponen inti yang mempengaruhi teamwork yang biasa disebut sebagai Big Five of Teamwork, yaitu sebagai berikut:
a. Team Leadership
Team leadership menjadi salah satu komponen dalam Big Five of Teamwork karena kegagalan pimpinan dalam membimbing dan mengkoordinasi anggota tim dapat menjadi faktor kunci dalam ketidak-efektifan tim kerja. Team Leadership memungkinkan kerja sama tim menjadi efektif tidak hanya dengan menggabungkan kontribusi dari masing-masing anggota tim, tetapi juga dengan memberikan pemahaman pada setiap anggota mengenai tujuan tim. Dengan kata lain team leadership adalah kemampuan ketua tim dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan anggota tim lainnya, menilai kinerja tim, menetapkan tugas, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan tim, memotivasi anggota tim dan membuat suasana yang positif.
b. Mutual Performance Monitoring
Tim yang efektif merupakan tim yang terdiri dari anggota yang memiliki kesadaran fungsi tim dengan memantau kerja sama anggota kelompoknya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan, menyadari kesalahan sebelum atau sesegera mungkin setelah kesalahan terjadi. Dengan kata lain, performance monitoring adalah kemampuan anggota tim untuk mengembangkan pemahaman umum tentang tim dan menerapkan strategi yang secara akurat memantau kinerja rekan se-tim untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat berjalan seperti yang diharapkan.
c. Backup Behaviour
Backup behavior didefinisikan sebagai kemampuan anggota tim untuk mengantisipasi kebutuhan rekan tim lainnya. mencakup kemampuan untuk menggeser beban kerja rekan tim untuk mencapai keseimbangan beban kerja di antara rekan se-tim. Jika pada mutual performance monitoring, beban kerja anggota tim telah melampaui batas, tim dapat melakukan backup behavior dengan menggeser tanggung jawab pekerjaan kepada anggota tim yang kekurangan beban kerja. Kemampuan tim dalam mendistribusikan beban kerja berlebih mengakibatkan tim dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan. Oleh karena itu pentingnya backup behavior tidak hanya meningkatkan kinerja tiap anggota namun juga memungkinkan tim dapat beradaptasi.
d. Adaptability
Adaptability didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan strategi berdasarkan informasi dari lingkungan, realokasi rekan tim dan mengubah perilaku data terjadi perubahan lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa tim yang anggotanya mudah beradaptasi menjadi lebih efektif daripada tim dengan anggota yang tidak fleksibel. Namun perubahan dalam lingkungan atau tugas tim harus terus dikaji untuk menentukan apakah proses tim menjadi efektif dalam mencapai tujuan dari waktu ke waktu. Kemampuan beradaptasi membantu tim dapat merespon tuntutan yang tidak terduga misalnya penurunan kesehatan pasien. Oleh karena itu, komponen ini bukan hanya berbicara mengenai kemampuan untuk mengubah perilaku tim tetapi juga kemampuan untuk menghadapi perubahan yang baru ditemui.
e. Team Orientation
Team orientation adalah kecenderungan untuk mengambil tanggung jawab rekan selama interaksi kelompok dan keyakinan bahwa tujuan tim lebih penting dari tujuan pribadi. Selain itu team orientation tidak hanya meningkatkan usaha dan kinerja individu dalam tim serta kepuasan individu, tetapi tim orientation juga mempermudah kinerja tim secara keseluruhan misalnya pengambilan keputusan yang lebih baik.
Tahap-tahap Perkembangan Teamwork
Menurut Griffin dkk (2004), sebuah teamwork yang solid dan baik dapat terwujud melalui tahapan perkembangan sebagai berikut:
- Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan sering kali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu).
- Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul di dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih sering kali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar.
- Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan subgroup yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari tim tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat kerja sama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim.
- Performing (melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi di mana tim sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat dari prestasi yang ditunjukkan.
Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Teamwork
Menurut Griffin, dkk (2004), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja teamwork, yaitu sebagai berikut:
- Kepercayaan terhadap rekan kerja. Kualitas Teamwork yang baik dalam organisasi akan tercapai jika di antara pegawai dapat menumbuhkan rasa percaya terhadap rekan kerja. Rasa percaya di antara sesama rekan kerja akan memudahkan komunikasi dan koordinasi sehingga proses penyelesaian pekerjaan menjadi lebih mudah.
- Pengayaan pekerjaan (Job Enrichment) kepada anggota tim dalam mencapai tujuan kelompok. Pengayaan pekerjaan penting untuk dilakukan kepada anggota tim supaya mereka memahami dan merasakan pekerjaan yang dilakukan oleh rekan kerja yang lain. Hal ini akan memudahkan mereka memahami kesulitan yang dirasakan oleh rekan kerja dalam mencapai tujuan kelompok.
- Kebebasan anggota tim untuk lebih otonom. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk menunjukkan kemampuan mereka secara optimal dan kebebasan berkreasi sehingga memudahkan mereka mengambil keputusan ketika menghadapi masalah dalam pekerjaan.
- Kepercayaan mengenai peran dan tanggung jawab anggota tim. Anggota tim perlu diberikan kepercayaan mengenai tugas dan tanggung jawab supaya mereka tidak saling melempar kesalahan kepada rekan kerja yang lain ketika terjadi permasalahan dalam pekerja.
- Umpan balik di antara sesama anggota tim. Umpan balik perlu diberikan kepada sesama anggota tim supaya mereka mengetahui kesalahan yang perlu diperbaiki dalam melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dipecahkan bersama.
Sedangkan menurut Hackman (2000), beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan teamwork adalah:
- Tujuan dan arah yang jelas. Tim butuh tujuan untuk memusatkan tujuan mereka dan mengevaluasi kinerja mereka.
- Pemimpin yang baik. Pemimpin dibutuhkan untuk mengatur hubungan internal dan eksternal dari anggota tim dan untuk menghadapkan tim ke tujuan bersama.
- Tugas yang sesuai. Tugas harus sesuai dan kompleks sehingga anggota tim memerlukan usaha untuk mencapai target yang telah ditentukan tim.
- Lingkungan yang saling mendukung. Lingkungan di dalam tim harus saling mendukung, dan anggota harus cukup kuat dan berwibawa untuk mengizinkan anggota tim untuk membuat dan melaksanakan keputusan bersama.
- Bertanggung jawab. Setiap tim harus mampu menghadapi tantangan yang diberikan tim, sehingga menjadikan semangat, kebanggaan bagi anggota tim dalam menyelesaikan tugasnya.
- Mampu berkomunikasi dengan baik. Setiap anggota tim harus mampu bekerja sama dengan anggota lainnya, sehingga tidak terjadi munculnya miss komunikasi dengan anggota tim yang lainnya.
- Hubungan interpersonal. Para anggota tim perlu untuk berhubungan baik dengan satu dengan yang lainnya, komunikasi dan memecahkan konflik. Mereka harus saling mendukung, menunjukkan perhatian sehingga merasa menjadi satu keluarga.
Daftar Pustaka
- Follet, M.P. 2007. Manajemen. Jakarta: Indeks
- Dejanaz, S., dan Dowd, K. 2006. Interpersonal Skilils in Organization. New York: McGraw-Hill Companies.
- Johlke & Duhan. 2002. Antecendent Toboundary-Spanner Perceived Organizational Support. Journal of Managerial Psychology
- Johnson D.W., & Johnson, R.T. 1991. Learning Together and Alone. Allin and Bacon: Massa Chussetts.
- Hughes. 2012. Leadership. Jakarta: Salemba Humanika.
- Hoegl, M., & Gemuenden, H. 2001. Teamwork Quality and the Success of Innovative Projects: A Theoretical Concept and Empirical Evidence. Organization Science, Vol.12, No.4.
- Daft, Richard L. 2006. Manajemen. Jakarta: Erlangga.
- Hariandja, M.T.E. 2006. Perilaku Organisasi. Bandung: Unpar Press.
- Salas., Sims., & Burke. 2005. Is There a Big Five in Teamwork. Small Group Research.
- Griffin, Ricky, W. 2004. Manajemen. Jakarta: Erlangga.