Keaktifan belajar siswa adalah suatu kondisi, perilaku atau kegiatan yang terjadi pada siswa pada saat proses belajar yang ditandai dengan keterlibatan siswa seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas–tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur terpenting dalam pembelajaran, karena keaktifan akan berpengaruh besar pada keberhasilan proses pembelajaran. Semakin tinggi keaktifan siswa, maka keberhasilan proses belajar seharusnya juga menjadi semakin tinggi.
Menurut Sardiman (2011), keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Surtikanti dan Santoso (2007), pembelajaran yang berkualitas adalah terlibatnya peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan yang dimaksud adalah aktivitas mendengarkan, komitmen terhadap tugas, mendorong berpartisipasi, menghargai kontribusi/pendapat, menerima tanggung jawab, bertanya kepada pengajar atau teman dan merespons pertanyaan.
Keaktifan dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat melatih berpikir kritis, serta dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat dan tanggap, menyenangkan, penuh semangat, keterlibatan secara pribadi, dan mempelajari sesuatu dengan baik. siswa aktif harus dapat mendengar, melihat, menjawab pertanyaan dan mendiskusikan dengan orang lain.
Aspek Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam. Menurut Hamalik (2011), terdapat delapan aspek kegiatan belajar siswa, yaitu:
- Visual activeties (kegiatan-kegiatan visual), seperti membaca, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
- Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan), seperti mengemukakan suatu fakta, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
- Listening Activities (kegiatan-kegiatan mendengarkan), seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.
- Writing activities (kegiatan-kegiatan menulis), seperti menulis cerita karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya.
- Drawing activities (kegiatan-kegiatan menggambar), seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagaram, pola, dan sebagainya.
- Motor activities (kegiatan-kegiatan motorik), seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
- Mental activities (kegiatan-kegiatan mental), seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
- Emotional activities (kegiatan-kegiatan emosional), seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.
Bentuk-bentuk Keaktifan Belajar
Menurut Slameto (1995), bentuk-bentuk keaktifan belajar siswa terbagi menjadi dua kelompok, yaitu keaktifan psikis dan keaktifan fisik. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Keaktifan Psikis
Menurut aliran kognitif, belajar adalah menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang diterima, tidak menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Bentuk-bentuk keaktifan psikis yaitu:
- Keaktifan Indra. Dalam Mengikuti kegiatan belajar hendaknya berusaha mendayagunakan alat indra dengan sebaik-baiknya, seperti: pendengaran, penglihatan, dan sebagainya.
- Keaktifan Emosi. Peserta didik hendaknya senantiasa berusaha mencintai apa yang akan dan yang telah dipelajari, serta gembira, berani dan tenang ketika proses pembelajaran berlangsung.
- Keaktifan Akal. Dalam Melaksanakan kegiatan belajar akal harus selalu aktif untuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis dan menarik kesimpulan.
- Keaktifan Ingatan. Pada waktu belajar siswa harus aktif dalam menerima bahan pelajaran yang disampaikan guru dan berusaha menyimpan dalam otak, kemudian mampu mengutarakan kembali secara teoritis ingatan akan berfungsi, mencamkan atau menerima kesan-kesan dari luar, menyimpan pesan dan memproduksi kesan.
b. Keaktifan Fisik
Keaktifan siswa dalam belajar menganut hukum Law of Exercise yang artinya bahwa belajar memerlukan latihan-latihan. Adapun bentuk-bentuk keaktifan fisik siswa adalah:
- Mencatat. Mencatat atau menulis dikatakan sebagai aktivitas belajar apabila anak didik dalam menulis khususnya siswa mempunyai kebutuhan serta tujuan, dan menggunakan set tertentu agar catatan itu nantinya, berguna bagi pencapaian tujuan belajar.
- Membaca. Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca, agar dapat belajar dengan baik, maka perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar.
- Berdiskusi. Dalam berdiskusi ada beberapa aktivitas belajar seperti bertanya, mengeluarkan pendapat, atau saran dan lain-lain, apabila dalam proses belajar mengajar diadakan diskusi, maka akan mengembangkan potensi siswa sehingga semakin kritis dan kreatif.
- Mendengar. Mendengar adalah respons yang terjadi karena adanya rangsangan suara. Diterimanya gelombang suara oleh indra pendengar tidak berarti ada persepsi sadar akan apa yang didengar. Karena kenyataan inilah banyak orang yang mendengar namun pada kenyataannya mereka tidak mengerti atau mengingat apa yang mereka dengar. Dalam hal ini keaktifan siswa dalam mendengar apabila menjadikan anak didik mendengar informasi secara aktif dan bertujuan.
Indikator Keaktifan Belajar
Menurut Sanjaya (2010), terdapat beberapa indikator yang menunjukkan ciri-ciri keaktifan belajar siswa, antara lain yaitu:
a. Keaktifan siswa pada proses perencanaan
- Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman dan motivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan pembelajaran.
- Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan pembelajaran.
- Adanya keterlibatan dalam menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan.
b. Keaktifan siswa pada proses pembelajaran
- Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
- Siswa belajar secara langsung. Dalam proses pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip di berikan melalui pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan, melakukan sendiri, dan lain sebagainya. Demikian juga pengalaman itu dapat dilakukan dalam bentuk kerja sama dan interaksi dalam kelompok.
- Adanya upaya siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.
- Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.
- Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.
- Siswa mampu berinteraksi multi-arah, baik antara siswa dengan siswa atau antara guru dengan siswa. interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa secara merata, artinya pembicaraan atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja.
c. Keaktifan siswa pada evaluasi pembelajaran
- Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukannya.
- Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan tes, dan tugas-tugas yang harus dikerjakannya.
- Kemauan siswa menyusun laporan baik tertulis maupun secara lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya.
Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar
Menurut Syah (2008), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa, yaitu faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), dan faktor pendekatan belajar (approach to learning). Adapun penjelasan dari masing-masing faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Adapun faktor psikologis peserta didik yang mempengaruhi keaktifan belajarnya adalah sebagai berikut:
- Inteligensi. Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) peserta didik tidak dapat diragukan lagi dalam menentukan keaktifan dan keberhasilan belajar peserta didik. Ini bermakna bahwa semakin tinggi tingkat inteligensinya maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, begitu juga sebaliknya.
- Sikap. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
- Bakat. Bakar adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir yang berguna untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
- Minat. Minat adalah kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
- Motivasi. Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar siswa yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Adapun yang termasuk dari faktor eksternal antara lain adalah sebagai berikut:
- Lingkungan sosial. Meliputi: para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas.
- Lingkungan non sosial. Meliputi: gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.
c. Faktor pendekatan belajar
Faktor ini merupakan segala cara atau strategi yang digunakan guru maupun peserta didik dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Pada faktor ke tiga inilah rekayasa proses pembelajaran dilakukan, seperti pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan penggunaan media belajar yang interaktif.
Daftar Pustaka
- Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
- Surtikanti dan Santoso. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
- Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
- Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
- Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
- Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.