Soft Skill - Pengertian, Manfaat, Komponen dan Faktor yang Mempengaruhi

Soft Skill adalah keterampilan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain (interpersonal skill), kecakapan hidup (performance) dan mengatur diri sendiri (intrapersonal skill). Soft skill berkaitan dengan keterampilan emosional, berkomunikasi, bernegosiasi, pemecahan masalah serta keterampilan spiritual, etika dan moral. Soft skill merupakan komplemen dari hard skill. Jenis keterampilan ini merupakan bagian dari kecerdasan intelektual seseorang dan sering dijadikan syarat untuk memperoleh jabatan atau pekerjaan tertentu.

Soft Skill (Pengertian, Manfaat, Komponen dan Faktor yang Mempengaruhi)

Soft skill merupakan terminasi sosiologis untuk Emotional Intelligence Quotiont (EQ) seseorang, kemampuan untuk bekerjasama, menyelesaikan suatu masalah serta memotivasi atau memberikan sebuah solusi bersama orang lain didalam sebuah bidang pekerjaan. Soft skill juga mempunyai beberapa cakupan dari kesadaran diri dalam berfikir kritis, mengambil resiko serta memanajemen waktu dalam pengendalian diri, integritas, rasa percaya diri, empati, berinisiatif, dan bersikap, layak dipercaya, sifat berhati-hati, serta kemampuan dalam menyesuaikan diri dalam kondisi apapun.

Soft skill mempunyai peranan yang besar dalam mendukung kesuksesan seseorang, karena jika hanya mempunyai hard skill yang baik tanpa didukung dengan kepribadian atau soft skill yang baik maka semua akan sia-sia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institut Teknologi Camegie menemukan bahwa dari 10.000 orang yang sukses 15% keberasilan mereka ditentukan oleh ketrampilan, sedangkan 85% didominasi oleh kepribadian atau soft skill.

Berikut definisi dan pengertian soft skill dari beberapa sumber buku:

  • Menurut Aprinto (2014), soft skill adalah keterampilan sosial untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengelola pekerjaannya. Soft skill dikembangkan dari nilai-nilai, prinsip-prinsip, serta diterapkan dalam bentuk keterampilan, yang mencakup keterampilan berkomunikasi, bernegosiasi, menjual, melayani pelanggan, pemecahan masalah, dan lain-lain. 
  • Menurut Elfindri dkk (2011), soft skill adalah keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta. Keterampilan akan berkomunikasi, keterampilan emosional, keterampilan berbahasa, keterampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun dan keterampilan spiritual. 
  • Menurut Putra (2005), soft skill adalah kemampuan interaksi sosial dan pendidikan kepribadian yang diperoleh dari keterampilan-keterampilan tertentu yang bertujuan untuk sukses.
  • Menurut Purwoastuti dan Wayani (2015), soft skill adalah perilaku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja seseorang, berupa kemampuan nonteknis yang tidak terlihat wujudnya namun sangat diperlukan. 
  • Menurut Sailah (2008), soft skill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill), dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill) yang mampu mengembangkan secara maksimal unjuk kerjanya (performance) seseorang.


Manfaat Soft Skill 

Soft skill dapat bermanfaat bagi siapa saja, baik dalam bisnis maupun kehidupan sosial. Manfaat terbesar soft skill adalah untuk mendukung profesional peningkatan nilai ekonomis melalui kemampuannya membuat produk dan jasa terbaik, merancang proses bisnis paling efisien, memperbesar pangsa pasar, dan meningkatkan nilai perusahaan.

Soft skill dikembangkan untuk diri pribadi dan orang lain melalui interaksi antar pribadi. Keterampilan berinteraksi antarpribadi yang tidak dibarengi keterampilan membangun diri sendiri, menjadikan seseorang lebih banyak bergantung pada orang lain, baik secara emosional maupun dalam menunaikan tanggung jawabnya. Keterampilan ini bisa dikuasai melalui aktivitas latihan dan pengulangan.

Soft skill juga merupakan aset tidak berwujud yang dimiliki manusia. Soft skill tidak menghasilkan nilai secara langsung, namun melalui penciptaan nilai tambah pada produk atau jasa. Soft skill sebagai aset tidak berwujud tersebut menjadi bernilai ketika berguna untuk menghasilkan pendapatan. Agar bermanfaat, soft skill perlu diterapkan untuk mendukung usaha yang menghasilkan nilai melalui produk atau jasa bagi orang lain.


Komponen Soft Skill 

Menurut O’Brien (2002), soft skill dikelompokkan dalam enam komponen, yaitu:

a. Kemampuan Berkomunikasi (Communication Skill) 

Communication skill adalah kemampuan mengekspresikan pendapat atau perasaan secara lisan maupun tertulis dengan jelas dan mudah dipahami orang lain. Kemampuan berkomunikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 

  1. Komunikasi lisan. Yaitu kemampuan mengekspresikan pendapat atau perasaan secara langsung dan mudah dipahami orang lain. Berdasarkan lawan bicara komunikasi lisan dapat dibagi menjadi; komunikasi personal (one on one), presentasi (presenting) dan diskusi grup (group discussion). 
  2. Komunikasi tulisan. Yaitu kemampuan mengekspresikan pendapat atau perasaan dengan bahasa tulis yang jelas dan mudah dipahami orang lain. Terdapat tiga tahapan dalam membuat suatu tulisan yakni; mencari informasi, menulis draft serta mengedit dan merevisi.

b. Kemampuan Mengorganisasi (Organization Skill) 

Organization skill adalah kemampuan dalam mengorganisasikan atau mengatur waktu dan mengelola semangat dalam bekerja dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan tertentu. Organization skill disini terdiri atas dua komponen sebagai berikut: 

  1. Manajemen waktu. Yaitu kemampuan menggunakan waktu dengan bijaksana dan konsisten pada jadwal dan batas waktu yang disepakati. Konsep manajemen waktu adalah mengelola pelaksanaan kegiatan-kegiatan sedemikian rupa sehingga dapat selesai dengan kualitas maksimal dan stres yang minimal. 
  2. Meningkatkan motivasi. Motivasi merupakan keinginan atau kebutuhan dalam diri seseorang yang menggerakkan-nya untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginan tersebut. Motivasi terkait dengan bagaimana seseorang mengelola semangatnya.

c. Kepemimpinan (Leadership) 

Leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan mengerahkan sejumlah sumber daya untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan aturan dan memotivasi orang lain agar dapat melakukan yang terbaik. Berikut adalah sejumlah karakteristik yang perlu dimiliki untuk menjadi pemimpin efektif yaitu: 

  1. Memiliki visi ke depan. 
  2. Cakap secara teknis. 
  3. Membuat keputusan tepat. 
  4. Berkomunikasi dengan baik. 
  5. Memberikan keteladanan dan contoh. 
  6. Mampu menahan emosi. 
  7. Tahan menghadapi tekanan. 
  8. Bertanggung jawab. 
  9. Cekatan dan penuh inovasi.

d. Kemampuan Berusaha (Effort) 

Effort dapat diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau sumber daya yang ada dan mau mempelajari hal baru untuk mencapai tujuan dan mampu menghadapi berbagai tekanan. Effort terdiri atas dua komponen, yaitu: 

  1. Kemampuan dan kemauan belajar. Yaitu kesediaan untuk menjalani proses belajar, memperbaiki diri dari praktek, menjalankan konsep baru, teknologi baru atau metode baru. 
  2. Ketahanan menghadapi tekanan. kemampuan untuk mengatasi stres pada saat menghadapi batas waktu yang mendesak. Ketahanan menanggung stres adalah kemampuan untuk tetap tenang dan sabar ketika menghadapi masalah tanpa terbawa emosi.

e. Kemampuan Bekerjasama (Group skill) 

Group skill merupakan kemampuan dalam bekerjasama dengan orang lain dalam sebuah tim dan memiliki interpersonal yang baik dengan sesama anggota tim. Group skill terdiri atas dua komponen, yaitu sebagai berikut: 

  1. Kerja sama tim. Kerja sama tim adalah kemampuan dalam bekerjasama dengan orang lain secara efektif dan produktif.
  2. Kemampuan Interpersonal. Kemampuan Interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi secara efektif, dan bisa menjalin hubungan secara harmonis dengan orang lain. Kemampuan ini merupakan kemampuan atau keterampilan melakukan kontak sosial dengan seluruh individu di dalam kelompok.

f. Sikap dan Moral (Ethics) 

Sikap, moral dan etika berperan penting dalam beberapa atribut soft skill, dua diantaranya yaitu decision making dan conflict management. Penjelasan keduanya adalah sebagai berikut: 

  1. Decision Making. Yaitu kemampuan dalam pengambilan keputusan yang berdampak untuk jangka pendek dan jangka panjang dengan tepat waktu atas dasar penilaian yang seksama dan dengan sikap yang etis. 
  2. Management Conflict. Yaitu kemampuan mengidentifikasi sumber konflik antara dirinya dengan orang lain atau antara orang lain dan mampu menyelesaikan konflik tersebut secara konstruktif dengan penilaian yang seksama sesuai dengan moral dan etika agar tercipta keharmonisan.


Faktor yang Mempengaruhi Soft Skill 

Menurut Syah (2008), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi soft skill yang dimiliki oleh seseorang, yaitu sebagai berikut: 

  1. Kecerdasan. Kecerdasan atau inteligensi adalah kemampuan individu untuk berpikir atau bertindak secara terarah dan menguasai lingkungan secara efektif. 
  2. Bakat. Bakat yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang sejak lahir, kemampuan itu jika diberi kesempatan untuk berkembang melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata, sementara itu apabila tidak dikembangkan melalui belajar, kemampuan tersebut tidak akan menjadi kecakapan yang nyata. 
  3. Minat. Minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap sesuatu, seseorang akan berusaha lebih keras untuk memperoleh sesuatu yang diminati-nya atau dengan kata lain dengan adanya minat dalam diri seseorang, maka seseorang itu akan ter-motivasi untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. 
  4. Motivasi. Motivasi merupakan keadaan internal yang mendorong untuk berbuat sesuatu (belajar). Termasuk dalam motivasi adalah perasaan menyenangi dan kebutuhan terhadap materi pelajaran untuk masa depan. 
  5. Sikap. Sikap seseorang mempengaruhi sampai di manakah hasil belajar-nya dapat tercapai. Seseorang akan mengalami kesulitan belajar jika mempunyai sikap negatif sebelumnya.

Daftar Pustaka

  • Aprinto, Brian., dan SPHR, dkk. 2014. Pedoman Lengkap Soft Skill Kunci Sukses dalam Karier, Bisnis dan Kehidupan Pribadi. Jakarta: PPM manajemen.
  • Elfindri, dkk. 2011. Soft Skills untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media.
  • Ichsan, S. Putra. 2005. Sukses dengan Soft Skill. Bandung: Direktorat Pendidikan ITB.
  • Purwoastuti, E., dan Wayani, E.S. 2015. Perilaku dan Soft Skills Kesehatan panduan untuk Tenaga Kesehatan Perawat dan Bidan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
  • Sailah, Illah. 2008. Pengembangan Soft Skills di Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
  • O’ Brien, Patrick S. 2002. Making College Count: A Real World Look at How to Succeed in & After College. Miami: Making it Count.
  • Syah, M. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama