Model pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu metode pembelajaran yang menggunakan media berupa gambar, foto, diagram atau tabel yang bermuatan permasalahan. Penggunaan media tersebut disusun dan dirancang agar siswa dapat mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah yang paling efektif dan mendeskripsikan kesimpulan atas permasalahan.
Examples Non Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yang terdiri dari examples dan non examples dari suatu definisi dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Model Pembelajaran ini dapat menggunakan gambar melalui LCD Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang digunakan harus terlihat dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas. Penggunaan media gambar disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran Examples Non Examples dari beberapa sumber buku:
- Menurut Huda (2013), Examples Non Examples adalah metode pelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Strategi ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan Media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar.
- Menurut Shoimin (2014), Examples Non Examples adalah membelajarkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada di sekitar melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar, foto, kasus yang bermuatan masalah. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut.
- Menurut Suyatno (2009), Examples Non Examples adalah model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau table sesuai materi bahan ajar dan kompetensi. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP/LCD, dengan petunjuk guru siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.
Langkah-Langkah Examples Non Examples
Menurut Suprijono (2012), langkah-langkah model pembelajaran Examples Non Examples yaitu sebagai berikut:
- Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar.
- Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus pembentukan kelompok siswa.
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detil gambar dapat dipahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.
- Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru.
- Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing.
- Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
- Guru dan siswa menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Adapun menurut Shoimin (2014), langkah-langkah model pembelajaran Examples Non Examples adalah sebagai berikut:
- Guru menulis topik pembelajaran.
- Guru menulis tujuan pembelajaran.
- Guru membagi siswa dalam kelompok (masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 orang).
- Guru menempelkan gambar di papan tulis atau menayangkannya melalui LCD atau OHP.
- Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk membuat rangkuman tentang macam-macam gambar yang ditunjukkan oleh guru melalui LCD.
- Guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil rangkumannya, sementara kelompok lain sebagai penyangga dan penanya.
- Siswa melakukan diskusi.
- Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi.
Sedangkan menurut Hosnan (2014), langkah-langkah model pembelajaran Examples Non Examples dilakukan dengan cara berikut ini:
- Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar.
- Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.
- Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
- Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
- Kesimpulan/rangkuman.
Kelebihan dan Kekurangan Examples Non Examples
Setiap model atau metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Examples Non Examples adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan Examples Non Examples
Menurut Shoimin (2014), kelebihan model pembelajaran Examples Non Examples adalah sebagai berikut:
- Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
- Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari examples dan non examples.
- Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non examples yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian examples.
Sedangkan menurut Buehl (Depdiknas, 2007), keunggulan model pembelajaran Examples Non Examples yaitu:
- Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
- Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example.
- Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
b. Kekurangan Examples Non Examples
Menurut Shoimin (2014), kekurangan atau kelemahan model pembelajaran Examples Non Examples adalah sebagai berikut:
- Kekurangan model pembelajaran ini adalah keterbatasan gambar untuk semua materi pembelajaran. Karena tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk pembelajaran.
- Model ini tentu saja akan menghabiskan waktu lama apalagi, jika antusias siswa yang besar terhadap materi tersebut.
Sedangkan menurut Buehl (Depdiknas , 2007), kekurangan dari model Examples Non Examples adalah tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar, dan penggunaan model Examples Non Examples memerlukan waktu yang banyak.
Daftar Pustaka
- Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
- Suprijono, Agus. 2012. Cooperative learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
- Depdiknas. 2007. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.