Manajemen energi adalah kegiatan terpadu untuk mengendalikan konsumsi energi agar tercapai pemanfaatan energi yang efektif dan efisien untuk menghasilkan keluaran yang maksimal melalui tindakan teknis secara terstruktur dan ekonomis untuk meminimalisasi konsumsi bahan baku dan bahan pendukung (Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2012).
Manajemen energi merupakan program terpadu yang direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis untuk memanfaatkan sumber daya energi secara efektif dan efisien dengan melakukan perencanaan, pencatatan, pengawasan dan evaluasi secara kontinu tanpa mengurangi kualitas produksi/pelayanan.
Tujuan manajemen energi adalah penghematan sumber daya, perlindungan iklim, dan penghematan biaya. Bagi konsumen, manajemen energi mempermudah untuk mendapatkan akses terhadap energi sesuai dengan apa dan kapan yang mereka butuhkan. Manajemen energi berkaitan dengan manajemen lingkungan, manajemen produksi, logistik, dan fungsi yang berhubungan dengan bisnis lainnya.
Manajemen energi diatur dalam standar internasional yaitu ISO (International Standard Organization) 50001 Energy Management System. Tujuan Standar manajemen energi ISO 50001 adalah untuk memberikan kerangka kerja bagi perusahaan dalam mengintegrasikan efisiensi energi di perusahaannya ke dalam manajemen praktis dari perusahaan.
Adapun tujuan ISO 50001 tentang manajemen energi adalah sebagai berikut:
Manajemen energi merupakan program terpadu yang direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis untuk memanfaatkan sumber daya energi secara efektif dan efisien dengan melakukan perencanaan, pencatatan, pengawasan dan evaluasi secara kontinu tanpa mengurangi kualitas produksi/pelayanan.
Tujuan manajemen energi adalah penghematan sumber daya, perlindungan iklim, dan penghematan biaya. Bagi konsumen, manajemen energi mempermudah untuk mendapatkan akses terhadap energi sesuai dengan apa dan kapan yang mereka butuhkan. Manajemen energi berkaitan dengan manajemen lingkungan, manajemen produksi, logistik, dan fungsi yang berhubungan dengan bisnis lainnya.
Standar Manajemen Energi
Manajemen energi adalah aktivitas yang proaktif, penyediaan materi yang terorganisasi dan sistematik, konversi, distribusi dan penggunaan energi yang memenuhi kebutuhan, dengan memprediksikan sasaran lingkungan dan ekonomi. Manajemen energi menjadi kegiatan di perusahaan yang terorganisir dengan menggunakan prinsip–prinsip manajemen, dengan tujuan agar dapat dilakukan konservasi energi, sehingga biaya energi sebagai salah satu komponen biaya produksi/operasi dapat ditekan serendah- rendahnya.Manajemen energi diatur dalam standar internasional yaitu ISO (International Standard Organization) 50001 Energy Management System. Tujuan Standar manajemen energi ISO 50001 adalah untuk memberikan kerangka kerja bagi perusahaan dalam mengintegrasikan efisiensi energi di perusahaannya ke dalam manajemen praktis dari perusahaan.
Adapun tujuan ISO 50001 tentang manajemen energi adalah sebagai berikut:
- Memandu perusahaan dalam menggunakan energi lebih baik.
- Sebagai panduan dalam benchmarking, pengukuran, dokumentasi, laporan intensitas energi dan manfaat implementasi proyek energi untuk mengurangi dampak emisi rumah kaca (Green House Gas/GHG emissions).
- Membentuk komunikasi yang terbuka antar lintas divisi dalam pengelolaan energi.
- Mempromosikan kasus-kasus sukses dalam pengelolaan energi dan mendorong perilaku pengelolaan energi yang baik.
- Memandu perusahaan melakukan evaluasi dan implementasi teknologi baru dalam efisiensi energi.
- Menyediakan kerangka kerja untuk mempromosikan efisiensi energi pada seluruh jalur pemanfaatan yang ada di perusahaan.
- Memfasilitasi peningkatan pengelolaan energi kaitannya dengan GHG emission reduction.
Ruang Lingkup Manajemen Energi
Manajemen energi terbagi menjadi enam ruang lingkup, yaitu:a. Kebijakan energi
Kebijakan energi merupakan sebuah bentuk regulasi yang berhubungan dengan penggunaan energi di suatu badan usaha. Kebijakan-kebijakan yang dibuat bukan hanya diterapkan pada bagian-bagian tertentu dari sebuah badan usaha melainkan harus diterapkan pada semua bagian mulai dari level top manajemen sampai level operator.b. Organisasi
Organisasi disini lebih mengacu pada mengorganisasi orang, alokasi tanggung jawab dan bagaimana mengintegrasikan ini semua ke fungsi-fungsi manajemen lainnya. Interaksi antara departemen yang satu dengan yang lain dibutuhkan untuk mendukung sistem manajemen energi.c. Motivasi
Motivasi yang dimaksudkan adalah bagaimana untuk mengubah sikap dari para staf yang ada dalam penggunaan energi yang lebih baik di dalam lingkungan mereka. Oleh karena motivasi ini lebih ke arah bagaimana untuk mengubah behavior para staf dalam menggunakan energi, maka tanggung jawab dan kesadaran dari semua staf yang ada akan sangat diperlukan.d. Sistem Informasi
Sistem informasi berhubungan dengan proses pengumpulan dan pencatatan data mengenai energi dimana data tersebut akan diolah lalu dilaporkan dalam bentuk yang sesuai. Melalui hal ini akan dapat diketahui bagaimanakah performa dari energi yang digunakan.e. Marketing
Marketing disini bukan berarti memasarkan, mencari pelanggan melainkan marketing yang dimaksud adalah mempublikasikan keberhasilan dari sistem manajemen energi yang akan diterapkan baik di dalam dan di luar organisasi yang ada.f. Investasi
Investasi berhubungan dengan keputusan. Bila sebuah perusahaan ingin menerapkan sebuah sistem manajemen energi, maka perusahaan perlu memiliki kebijakan investasi karena untuk bisa menerapkan sebuah sistem manajemen energi, dana yang dibutuhkan cukup besar.Strategi Manajemen Energi
Manajemen energi sangat penting dalam sebuah perusahaan. Terdapat dua pokok dalam strategi manajemen energi, yaitu:- Konservasi Energi. Konservasi energi merupakan pemanfaatan energi sesuai kebutuhan dan efisien yang dilihat dari aspek pemanfaatan, sumber daya energi dan sumber energi dengan tidak memangkas fungsi energi tetapi memiliki jenjang ekonomi yang sangat rendah, diterima publik dan tidak merusak area sekitar.
- Efisiensi Energi. Efisiensi energi merupakan pemanfaatan energi yang maksimal, efisien dan rasional dengan tidak mengurangi produksi dengan maksud mendapat informasi tingkat penghematannya. Penghematan yang akan dikerjakan serta mengidentifikasi potensi penghematan yang dikerjakan setelah kita menganalisis perilaku dan kinerja beban.