Pemilihan judul penelitian, baik proposal penelitian, skripsi, tesis maupun disertasi adalah perumusan suatu gagasan intelektual yang mencakup suatu fenomena, gejala, peristiwa atau kejadian di suatu lingkungan tertentu yang dijadikan objek kajian, serta konsep gagasan terhadap fenomena dan secara fungsional judul penelitian menunjukkan suatu konsep penelitian dan sekaligus merepresentasikan konsep penerapan fungsi disiplin ilmu tertentu.
Hakikat membuat judul penelitian adalah merangkai suatu pernyataan yang menunjukkan konsep dan objek penelitian. Judul penelitian yang jelas dan benar adalah judul penelitian yang menunjukkan secara jelas dan tegas satu atau beberapa variabel bebas (independent variable) yang dipandang sebagai faktor antecedent (yang mendahului, sebab) dan satu variabel terikat (dependent variable) yang dipandang sebagai konsekuensi (masalah, akibat) serta menunjukkan juga locus (lokasi/lingkungan) penelitian secara jelas dan nyata.
Ternyata tidak mudah memilih judul penelitian yang selaras dengan angan-angan dan secara jelas dapat mengungkapkan suatu konsep gagasan. Dengan kata lain, peneliti sulit menemukan starting point untuk memilih judul penelitian, merancang suatu gagasan dan memulai proses penulisan proposal penelitian.
Konsekuensi logis dari proses pemilihan judul yang tidak sesuai tidak terbatas pada persoalan konsep gagasan saja, tetapi meluas juga sampai ke dalam proses penulisan proposal penelitian. Tanda-tanda penyusunan proposal penelitian yang tidak berdasarkan pada konsep pemahaman pemilihan judul penelitian yang jelas dan benar terlihat pada penyusunan sub bab latar belakang penelitian yang tidak diakhiri dengan suatu konsep pemikiran yang melahirkan suatu judul penelitian, dan tidak ada alasan-alasan fungsional atau konseptual terhadap judul penelitian yang dipilih.
Tanda tanda lain, perumusan masalah penelitian bisa menjadi rancu, dan rujukan teori-teori pun menjadi tidak jelas atau kurang tepat. Akibatnya, benang merah penulisan proposal penelitian tidak tersusun secara sistematik, dan lemahnya rangkaian hubungan redaksional dan fungsional antar sub bab dan antara bab dalam penyusunan proposal penelitian.
Misalnya fenomena menurunnya prestasi belajar siswa di suatu sekolah dan korelasinya dengan motivasi dan kompetensi guru. Fenomena tersebut selanjutnya diangkat menjadi objek penelitian. Fenomena yang dijadikan objek penelitian adalah entry point untuk merancang suatu konsep gagasan dan penyusunan proposal penelitian. Deskripsi fenomena yang dijadikan entry point sebaiknya didukung dengan data lapangan yang menggambarkan fenomena tersebut.
Setelah entry point ditemukan, pemilihan judul penelitian dilanjutkan dengan menentukan starting point penyusunan proposal penelitian. Starting point adalah asumsi atau anggapan dasar peneliti terhadap fenomena yang dikritisi. Asumsi berfungsi mengangkat suatu konsep gagasan yang mengemukakan dugaan bahwa X dipandang atau dianggap sebagai faktor yang dapat berpengaruh positif terhadap Y.
Menurut Mardalis (1995), dalam menetapkan judul penelitian perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Hakikat membuat judul penelitian adalah merangkai suatu pernyataan yang menunjukkan konsep dan objek penelitian. Judul penelitian yang jelas dan benar adalah judul penelitian yang menunjukkan secara jelas dan tegas satu atau beberapa variabel bebas (independent variable) yang dipandang sebagai faktor antecedent (yang mendahului, sebab) dan satu variabel terikat (dependent variable) yang dipandang sebagai konsekuensi (masalah, akibat) serta menunjukkan juga locus (lokasi/lingkungan) penelitian secara jelas dan nyata.
Metode Pemilihan Judul Penelitian
Cukup banyak kandidat yang sulit menemukan suatu judul penelitian yang orisinal dan argumentatif untuk penyusunan penelitian. Jika diajukan pertanyaan “Dari mana anda dapat judul penelitian?”, maka sulit menemukan jawaban yang lugas dan pasti; dan hampir semua jawaban cenderung berputar-putar mencari pembenaran.Ternyata tidak mudah memilih judul penelitian yang selaras dengan angan-angan dan secara jelas dapat mengungkapkan suatu konsep gagasan. Dengan kata lain, peneliti sulit menemukan starting point untuk memilih judul penelitian, merancang suatu gagasan dan memulai proses penulisan proposal penelitian.
Konsekuensi logis dari proses pemilihan judul yang tidak sesuai tidak terbatas pada persoalan konsep gagasan saja, tetapi meluas juga sampai ke dalam proses penulisan proposal penelitian. Tanda-tanda penyusunan proposal penelitian yang tidak berdasarkan pada konsep pemahaman pemilihan judul penelitian yang jelas dan benar terlihat pada penyusunan sub bab latar belakang penelitian yang tidak diakhiri dengan suatu konsep pemikiran yang melahirkan suatu judul penelitian, dan tidak ada alasan-alasan fungsional atau konseptual terhadap judul penelitian yang dipilih.
Tanda tanda lain, perumusan masalah penelitian bisa menjadi rancu, dan rujukan teori-teori pun menjadi tidak jelas atau kurang tepat. Akibatnya, benang merah penulisan proposal penelitian tidak tersusun secara sistematik, dan lemahnya rangkaian hubungan redaksional dan fungsional antar sub bab dan antara bab dalam penyusunan proposal penelitian.
Cara Memilih Judul Penelitian
Pemilihan judul penelitian jangan dimulai dari teori, mulailah proses pemilihan judul penelitian dengan mengamati suatu fenomena yang menarik untuk dikritisi dan dapat dijadikan objek penelitian. Fenomena adalah suatu gejala, peristiwa atau kejadian di suatu lingkungan tertentu yang relevan untuk dijadikan objek penelitian bagi penerapan fungsi ilmu yang dipelajari. Adapun pemilihan judul penelitian dapat dimulai dengan membuat rumus berikut:
Fenomena : Y = Jelek
Asumsi : Y Jelek karena X1, X2, dst
Judul Penelitian : Pengaruh X1, X2, dst terhadap Y
Misalnya fenomena menurunnya prestasi belajar siswa di suatu sekolah dan korelasinya dengan motivasi dan kompetensi guru. Fenomena tersebut selanjutnya diangkat menjadi objek penelitian. Fenomena yang dijadikan objek penelitian adalah entry point untuk merancang suatu konsep gagasan dan penyusunan proposal penelitian. Deskripsi fenomena yang dijadikan entry point sebaiknya didukung dengan data lapangan yang menggambarkan fenomena tersebut.
Setelah entry point ditemukan, pemilihan judul penelitian dilanjutkan dengan menentukan starting point penyusunan proposal penelitian. Starting point adalah asumsi atau anggapan dasar peneliti terhadap fenomena yang dikritisi. Asumsi berfungsi mengangkat suatu konsep gagasan yang mengemukakan dugaan bahwa X dipandang atau dianggap sebagai faktor yang dapat berpengaruh positif terhadap Y.
Menurut Mardalis (1995), dalam menetapkan judul penelitian perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Judul penelitian yang menarik minat peneliti. Maksudnya ialah dapat menarik dan dapat membangkitkan minat di peneliti dalam setiap langkah penelitian, terutama keinginan untuk memperoleh kebenaran ilmiah.
- Judul yang dipilih mampu dilaksanakan peneliti. Dengan kemampuan pengetahuan dan keterampilan, peneliti akan mampu memecahkan permasalahan dengan judul yang dipilih.
- Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti. Peneliti sudah bekerja dan berusaha dengan susah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk diri, masyarakat dan ilmu pengetahuan.
- Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia. Pemilihan judul penelitian hendaknya didukung oleh data yang cukup tersedia dan meyakinkan peneliti untuk menelitinya. Data yang dimaksud ialah data sekunder, dari kepustakaan yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan untuk menyusun hipotesis penelitian.
- Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain. Jika terdapat dua judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat.
Konsep Pemilihan Judul Penelitian
Pemilihan judul penelitian yang baik dan benar dapat menjelaskan konsep pemahaman penelitian, yaitu:- Terhindar dari perangkaian kalimat yang membingungkan dan mempersulit penyusunan konsep penelitian.
- Berdasarkan asumsi terhadap fenomena yang dikritisi serta dalil yang dikemukakan maka judul penelitian yang dipilih telah menggambarkan secara jelas posisi variabel-variabel yang dijadikan objek kajian, dan terungkap juga kejelasan konsep gagasan yang tercakup dalam judul penelitian itu.
- Konsep gagasan yang diaktualisasikan menjadi sangat jelas, yaitu pengujian hipotesis melalui rangkaian rumus-rumus statistik dalam rangka pengkajian hubungan kausalitas di antara variabel X (antecedent) dengan variabel Y (konsekuensi).
- Standar penggunaan metode penelitian menjadi lebih jelas, karena prosedur dan tata cara pengujian Hipotesis sudah jelas dan berlaku universal.
- Hasil penelitian layak dianggap sebagai suatu inovasi ilmu pengetahuan yang berbasis pada kajian empirik. Jika inovasi tersebut dikembangkan dengan pendekatan analisis deskriptif yang konsepsional, maka hasil penelitian layak dianggap sebagai suatu teori baru yang pantas dijadikan rujukan.
- Dapat diketahui perbedaan antara penyusunan karya tulis ilmiah yang didasarkan pada uji hipotesis, yaitu hasil penelitian dapat memberikan teori baru serta memberikan ilmu pengetahuan tentang berbagai hal yang dijadikan objek penelitian.
Daftar Pustaka
- Anonim. 2007. Buku Pintar Skripsi Tesis Disertasi - Seni dan manajemen pengujian hopotesis. Tesisdisertasi.com.
- Mardalis. 1995. Metode Penelitian: Suatu Pendahuluan Proposal. Jakarta: BumiAksara.