Retorika - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis dan Strategi Penyusunan

Retorika adalah ilmu dan seni dalam berbicara, mengatur komposisi kata, menyampaikan atau mengajak orang lain sehingga mudah dipahami dan diterima pendengar serta terkesan atas apa yang diucapkannya. Retorika dalam bahasa Inggris disebut rhetoric, dalam bahasa latin rethorika dan dalam bahasa Yunani yakni rethor yang artinya ilmu berbicara, seni bicara atau mahir berbicara (Sunarjo, 1983:31).

Pengertian, Fungsi, Jenis dan Strategi Retorika

Retorika merupakan bentuk komunikasi di mana seseorang menyampaikan buah pikirannya baik lisan maupun tertulis kepada hadirin yang relatif banyak dengan pelbagai gaya dan cara bertutur, serta selalu dalam situasi tatap muka (face to face) baik langsung maupun tidak langsung (Suhandang, 2009:28).

Menurut Aristoteles retorika adalah the facult of seeing in any situation the available means of persuasion yang artinya kemampuan untuk melihat perangkat alat yang tersedia untuk mempersuasi. Sedangkan menurut Plato, retorika merupakan seni bertutur untuk memaparkan kebenaran, retorika yang tidak memandang kemanfaatan dan kebenaran bukanlah retorika (Syafi’ie, 1988:1).

Berikut ini merupakan pengertian retorika dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Rahmat (2001:10), retorika adalah ilmu yang mempelajari cara mengatur komposisi kata-kata agar timbul kesan yang telah dikehendaki-nya pada diri khalayak. Retorika adalah pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan pikiran. 
  • Menurut Keraf (1994:3), retorika adalah sebuah telaah atau studi yang simpatik mengenai oratoria atau seni berpidato. Kemampuan dan kemahiran berbahasa waktu itu diabdikan untuk menyampaikan pikiran dan gagasan melalui pidato-pidato kepada kelompok-kelompok massa tertentu guna mencapai tujuan tertentu.
  • Menurut Saputra (2006:2), retorika adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana bertutur kata di hadapan orang lain dengan sistematis dan logis untuk memberikan pemahaman dan meyakinkan orang lain.
  • Menurut Gusti Ngurah Oka, retorika adalah ilmu yang mengajarkan tindak dan usaha efektif dalam persuasi penataan dan penampilan tutur untuk membina saling mengerti dan kerja-sama kedamaian dalam kehidupan masyarakat (Hendrikus, 1991:14).

Tujuan dan Fungsi Retorika 

Menurut Tasmara (1997:156), terdapat lima tujuan retorika, yaitu sebagai berikut:
  1. To Inform, yaitu memberikan penerangan dan pengertian kepada massa, guna memberikan penerangan yang mampu menanamkan pengertian dengan sebaik-baiknya. 
  2. To Convise, yaitu meyakinkan dan menginsafkan.
  3. To Inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem penyampaian yang baik dan bijaksana. 
  4. To Intertain, menggembirakan, menghibur dan menyenangkan, dan memuaskan.
  5. To Ectuate (to put into action), yaitu menggerakkan dan mengarahkan mereka untuk bertindak menetralisir dan melaksanakan ide yang telah dikomunikasikan oleh orator di hadapan massa.
Menurut Raudhonah (2007:52), fungsi retorika hampir sama dengan fungsi komunikasi, yaitu sebagai berikut:
  1. Mass information, yaitu untuk memberi dan menerima informasi kepada khalayak. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang dengan pengetahuan yang dimiliki. Tanpa komunikasi informasi tidak dapat disampaikan dan diterima. 
  2. Mass education, yaitu memberi pendidikan. Fungsi ini dilakukan oleh guru kepada murid untuk meningkatkan pengetahuan atau oleh siapa saja yang memiliki keinginan untuk memberikan pendidikan. 
  3. Mass persuasion, yaitu untuk memengaruhi. Hal ini biasa dilakukan oleh setiap orang atau lembaga yang memberi dukungan dan ini bisa digunakan oleh orang yang bisnis, dengan mempengaruhi iklan yang dibuat. 
  4. Mass intertainement, yaitu untuk menghibur. Hal ini yang biasa dilakukan oleh radio, televisi atau orang yang memiliki profesional menghibur.

Jenis-jenis Retorika 

Menurut Hedrikus (1993:16), retorika diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Monologika 

Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana hanya ada seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam monologika adalah pidato,kata sambutan, kuliah, ceramah, dan deklamasi.

b. Dialogika 

Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di mana dua orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting adalah diskusi, Tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.

c. Pembinaan Teknik Bicara 

Teknik berbicara merupakan syarat bagi retorika.Oleh karena itu pembinaan teknik berbicara merupakan bagian yang penting dalam retorika.Dalam bagian ini, perhatian lebih diarahkan pada pembinaan teknik bernapas, teknik mengucap, bina suara, teknik berbicara dan bercerita.

Strategi Penyusunan Retorika 

Menurut ahli retorika klasik Aristoteles, terdapat lima strategi penyusunan retorika yang dikenal dengan istilah "The Five Canons of Rhetoric", yaitu sebagai berikut (West dan Turner, 2007:343):

1. Invention (penemuan bahan) 

Invention merupakan konstruksi atau pengembangan dari sebuah argumen yang relevan dengan sebuah tujuan dari pidato. Langkah ini mencakup kemampuan untuk menemukan, mengumpulkan, menganalisis, dan memilih materi yang cocok untuk pidato. Menurut Aristoteles argumen-argumen harus dicari melailui rasio, moral, dan afeksi. Karena ini dianggap sebagai bagian yang sangat penting.

2. Dispositio/Arrangement (penyusunan bahan/materi) 

Disposisi merupakan penataan ide. Penataan ide akan membantu pendengar memahami hubungan antar ide serta menghindari kebingungan. Penataan ide yang efektif juga akan membuat pesan lebih persuasif dengan membiarkan setiap ide membangun di atas apa yang telah dipresentasikan lebih dahulu dan membuat argumen lebih kuat.

3. Style/Elocutio (gaya/pemilihan bahasa yang indah) 

Style adalah cara penggunaan bahasa dalam mengekspresikan ide. Penggunaan style yang efektif akan membuat pesan lebih jelas, menarik dan powerful. Sebagai persuader yang efektif, diharapkan dapat menggunakan bahasa yang secara efektif menyuarakan argumen. Penggunaan bahasa harus sungguh-sungguh diperhatikan sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang salah.

4. Memory (mengingat materi) 

Memory berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat mengenai apa yang akan kita katakan. Pada zaman dahulu, hal ini berarti mempelajari cara untuk mengingat ide dalam urutan untuk kita mempresentasikan mereka dengan bahasa yang kita rencanakan. Pada masa kini, hal ini lebih kepada bagaimana menggunakan catatan atau manuskrip dari pada menghafal secara keseluruhan.

5. Pronountiatio/Delivery (penyampaian) 

Delivery merupakan bagian terakhir dari retorika. Delivery melibatkan secara vokal dan fisik dalam mempresentasikan speech kita. Delivery sangat penting karena orang lebih memperhatikan ide yang dipresentasikan secara menarik dan powerful. Delivery seharusnya mempresentasikan ide sesuai bobotnya dan tidak untuk membuat ide lemah tampil lebih kuat.

Daftar Pustaka

  • Sunarjo, Djunaisih, S. 1983. Komunkasi, Persuasi Dan Retorika. Yogyakarta: Liberty.
  • Suhandang, Kustadi. 2009. Retorika: Strategi Teknik dan Taktik Pidato. Bandung: Nuansa.
  • Syafi’ie, I. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.
  • Rahmat, Jalaluddin. 2001. Retorika Modern. Bandung: Remaja Rosda Karya.
  • Keraf, Gorys. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende Flores: Nusa Indah.
  • Saputra, Wahidin. 2006. Retorika Dakwah Lisan. Jakarta: Dakwah Press.
  • Hendrikus, P.Dori Wuwur. 1991. Retorika; Terampil berpidato, Berdiskusi, Berargumentsi, dan Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius.
  • Tasmara, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama.
  • Raudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta press.
  • West, Richard dan Turner, Lynn H. 2007. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama