Tipografi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang huruf dan penata aksara yang bekerja di percetakan maupun seniman di perusahaan pembuat aksara dalam kaitannya untuk menyusun publikasi visual baik cetak maupun non cetak. Tipografi sering kita jumpai penerapannya dalam berbagai media seperti, sampul buku, sampul majalah, koran, logotype, poster, desain kemasan, iklan cetak, dan masih banyak lagi. Tipografi berperan penting dalam setiap karya seni dan desain grafis yang menyesuaikan dengan perkembangan peradaban manusia.
Istilah tipografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tupos (yang diguratkan) dan graphoo (tulisan). Orang yang memiliki keahlian dalam tipografi disebut tipografer. Dalam perkembangannya, istilah tipografi lebih dikaitkan dengan gaya atau model huruf cetak. Bahkan saat ini pengertian tipografi lebih berkembang luas lagi yaitu mengarah pada disiplin ilmu yang mempelajari spesifikasi dan karakteristik huruf bagaimana memilih dan mengelola huruf untuk tujuan tertentu.
Tipografi dalam konteks desain komunikasi visual mencakup pemilihan bentuk huruf, besar huruf, cara dan teknik penyusunan huruf menjadi kata atau kalimat sesuai dengan karakter pesan (sosial atau komersial) yang ingin disampaikan. Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung tombak guna menyampaikan pesan lewat verbal dan pesan visual kepada seseorang. Huruf dan tipografi diyakini sebagai saudara kembar yang tidak bisa dipisahkan secara genetikal dalam hubungannya dengan Desain Komunikasi Visual.
Berikut definisi dan pengertian tipografi dari beberapa sumber buku:
- Menurut Kusrianto (2010), tipografi adalah ilmu atau skill yang berkaitan dengan profesi penata aksara di percetakan maupun seniman-seniman yang bekerja di perusahaan pembuatan aksara (type foundry).
- Menurut Rustan (2011), tipografi adalah ilmu yang secara spesifik mempelajari mengenai huruf. Tipografi merupakan salah satu bahasa dalam desain grafis yang tidak berdiri sendiri secara ekslusif, ia sangat erat terkait dengan bidang keilmuan lain seperti komunikasi, teknologi, psikologi dan lainnya.
- Menurut Sihombing (2015), tipografi adalah representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan perangkat visual yang pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional dan estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menghadirkan ekspresi yang tersirat dalam sebuah desain tipografi.
Aspek-aspek Tipografi
Menurut Rustan (2011), terdapat dua aspek penilaian penting terhadap tipografi dalam fungsinya sebagai penyampai pesan, yaitu:
a. Legibility
Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali dan membedakan masing-masing huruf atau karakter. Legibility menyangkut desain atau bentuk huruf yang digunakan. Hal yang mempengaruhi legibility yaitu, seperti tingkat ketebalan stroke, besarnya x-height, perbandingan antara ascender dan descender serta ruang negatif pada huruf tersebut. Suatu huruf dikatakan legible apabila masing-masing huruf atau karakter-karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama lain.
b. Readability
Readability berhubungan dengan tingkat keterbacaan suatu teks. Teks yang readable berarti keseluruhannya mudah dibaca. Apabila legibilty lebih membahas kejelasan karakter satu-persatu, readability tidak lagi menyangkut huruf atau karakter satu-persatu, melainkan keseluruhan huruf atau teks huruf yang telah disusun dalam suatu komposisi.
Anatomi dan Keluarga Huruf
Menurut Rustan (2011), seperti halnya tubuh manusia, huruf memiliki berbagai organ yang berbeda. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan suatu identifikasi visual yang dapat membedakan antara huruf yang satu dengan huruf yang lain. Berikut ini adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf. Gambar di bawah ini menunjukkan bagian-bagian dari anatomi huruf dalam ilmu tipografi.
Menurut Sihombing (2015), keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari struktur bentuk dasar (reguler) sebuah alfabet dan setiap perubahan berat huruf masih memiliki kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu; berat, proporsi dan kemiringan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Berat
Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terdapat pada perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar strok. Bila ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, regular, dan bold. Keluarga huruf baik light, regular dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun, dengan perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Seperti contoh, huruf bold karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah baik untuk iklan, poster, maupun media terapan lainnya.
b. Proporsi
Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari perbandingan proporsi terhadap bentuk dasar huruf tersebut, dan pembagiannya adalah condensed, regular dan extended. Kelompok huruf-huruf condensed dapat terakomodasi lebih banyak dalam sebuah bidang atau ruang. Namun, huruf-huruf ini apabila dicetak untuk keperluan naskah dalam jumlah yang panjang akan dapat melelahkan mata. Huruf condensed dan extended biasanya layak diterapkan untuk teks yang pendek, seperti untuk headline ataupun sub-judul (subhead).
c. Kemiringan/Italic
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Di samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf italic digunakan untuk teks dalam jumlah yang tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar (caption), highlight dari naskah (copyblurb) serta kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-head. Sudut kemiringan terbaik adalah 12 derajat. Mata akan sukar mengidentifikasikan huruf italic apabila sudut kemiringan lebih kecil dari 12 derajat. Sebaliknya, apabila sudut kemiringan lebih besar dari 12 derajat, akan mempengaruhi keseimbangan bentuk huruf.
Jenis-jenis Huruf
Menurut Rustan (2011), terdapat sembilan kelompok huruf berdasarkan ciri-ciri anatominya, yaitu sebagai berikut:
1. Black Letter
Black Letter dikenal juga dengan istilah Old English dan Fraktur. Desain karakter Black Letter dibuat berdasarkan bentuk huruf dari tulisan tangan yang populer pada masanya (abad pertengahan) di Jerman (gaya Gothic) dan Irlandia (gaya Celtic). Ditulis menggunakan pena berujung lebar sehingga menghasilkan kontras tebal-tipis yang kuat. Untuk menghemat media (kertas/kulit), karakter ditulis berimpitan, sehingga hasil keseluruhannya berkesan gelap, berat dan hitam. Inilah awal mula istilah Black Letter.
Ciri-ciri dari kelompok huruf Black Letter adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang lancip, ada beberapa jenis huruf yang mempunyai serif dan ada juga yang tidak, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang oblique atau miring, memiliki Contras atau perbandingan tebal- tipis stroke huruf yang tinggi, bersifat sangat dekorafif dan berkesan vertikal. Beberapa font yang dapat dikategorikan ke dalam kelompok Black Letter adalah Beckett, Fette Fraktur, Old English, Goudy Text, Linotext, Wilhelm Klingspor Gotisch, Celtic md, American Unicial, dan lain-lain.
2. Humanist
Humanist dikenal juga dengan istilah Venetian. Di Italia, orang tidak menggunakan typeface bergaya Black Letter, melainkan Roman/Romawi kuno yang ruang kosongnya cukup banyak sehingga tulisan tampak lebih terang dan ringan, karenanya gaya Humanist mendapat julukan White Letter. Kelompok typeface ini diberi nama Humanist karena memiliki goresan lembut dan natural seperti tulisan tangan. Disebut juga Venetian karena jenis huruf Humanist pertama dibuat di Venesia, Italia.
Ciri-ciri dari kelompok huruf Humanist adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang membulat atau menyudut tetapi tidak lancip, ada beberapa jenis huruf mempunyai serif yang tidak rata dan ada juga yang melengkung atau membulat, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang oblique atau miring, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang sedang, pada huruf "e" crossbar-nya atau stroke penghubung antara stroke berbentuk miring. Font-font yang termasuk dalam kelompok Humanist adalah Jenson, Centour, Cloister Old Style, ITC Berkeley, Forum, Kennerley, Goudy Old Style, Deepdene, Californian, dan lain-lain.
3. Old style
Old style dikenal juga dengan istilah Old Face dan Garalde. Kemahiran dan tingkat akurasi para pembuat huruf semakin lama semakin meningkat, buku cetakan semakin banyak, kebutuhan akan bentuk huruf yang mirip tulisan tangan semakin berkurang. Faktor-faktor itu mendorong munculnya gaya baru di abad 15 yaitu Old Style. Karakter-karakter pada kelompok typeface ini lebih lancip, lebih kontras dan berkesan lebih ringan, menjauhi bentuk-bentuk ukiran/tulisan tangan.
Ciri-ciri dari kelompok huruf Old Style adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang membulat dan menyudut, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang sedikit oblique atau miring, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang rendah sampai dengan sedang, pada kelompok huruf Old Style ascender-nya atau bagian huruf yang ke atasnya melebihi capline atau batas teratas pada huruf. Contoh-contoh huruf Old Style antara lain Caslon, Garamond, Palatino, Bembo, Granjon, Sabon, dan lain-lain.
4. Transitional
Kelompok huruf Transitional dikenal juga dengan Reales. Pada abad 17 muncul kelompok typeface dengan gaya baru yang dibuat berdasarkan perhitungan secara ilmiah dan prinsip-prinsip matematika dan semakin menjauh dari sifat ukiran/tulisan tangan. Gaya Tansitional pertama diciptakan pada tahun 1692 oleh Philip Grandjean yang dinamakan Roman du Roi, atau typeface Raja, karena dibuat atas perintah Raja Louis XIV. Kelompok ini disebut Transitional karena berada diantara Old Style dan Modern.
Ciri-ciri dari kelompok huruf Transitional adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang lebih lancip dan lurus daripada kelompok huruf Old Style, beberapa jenis huruf memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang sedikit oblique dan beberapa jenis huruf yang lain vertikal, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang sedang sampai dengan tinggi, pada kelompok huruf Transition ascender-nya atau bagian huruf yang ke atasnya melebihi capline atau batas teratas pada huruf. Contoh-contoh huruf adalah Baskerville, Times New roman, Bauer Clasic, Bell, Bulmer, Scotch Roman, Cheltenham, Maximus, Melior, Caledonia, ITC Slimbach, Century, dan lain- lain.
5. Modern
Kelompok huruf modern dikenal juga dengan Didone. Jenis ini dinamakan Modern karena kemunculan kelompok typeface ini pada akhir abad 17, menuju era yang disebut Modern Age. Kelompok typeface ini hampir menghilangkan sifat ukiran/tulisan tangan pendahulunya.
Ciri-ciri dari kelompok huruf Modern adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang lebih lancip dan lurus daripada kelompok huruf Transitional, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang vertikal, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang sangat tinggi, pada kelompok huruf Modern memiliki bentuk yang sangat presisi dan berkesan buatan mesin. Contoh-contoh huruf Modern adalah Bodoni, Linotype Didot, ITC Fenice, Electra, Keppler, Else, dan lain-lain.
6. Slab Serif
Slab Serif dikenal juga dengan istilah Egyptian. Jenis ini muncul pada abad 19, kelompok bergaya Slab Serif awalnya digunakan sebagai Display Type untuk menarik perhatian pembaca poster iklan atau flier. Disebut juga Egyptian karena bentuknya yang berkesan berat dan horizontal, mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno.
Ciri-ciri dari kelompok huruf Slab Serif adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang membulat dan persegi, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang vertikal, memiliki Contras atau perbandingan tebal tipis stroke huruf yang rendah, pada kelompok huruf Slab Serif memiliki bentuk yang sangat presisi dan berkesan buatan mesin. Contoh-contoh huruf Slab Serif adalah Candida, Clarendon, Egyptienne F, Serifa, Glypha, West, Lubalin Graph, Memphis, Cheltenham, dan lain-lain.
7. Sans Serif
Jenis ini muncul pada tahun 1816 sebagai Display Type dan sangat tidak populer di masyarakat karena pada saat itu tidak trendy sehingga dinamakan Grotesque yang artinya lucu atau aneh. Sans Serif mulai populer pada awal abad 20, saat para desainer mencari bentuk-bentuk ekspresi baru yang mewakili sikap penolakan terhadap nilai-nilai lama, yaitu pengkotakkan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu. Kelompok Sans Serif dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu; Grotesque (Sans Serif yang muncul sebelum abad 20), Geometric (Memiliki bentuk yang geometris mendekati bentuk-bentuk dasar), Humanist (Berkesan lebih natural dibandingkan dengan Grotesque dan Geometric).
Ciri-ciri dari kelompok huruf San Serif adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang menyudut dan membulat, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang vertikal, memiliki Contras atau perbandingan tebal tipis stroke huruf yang sedikit sekali bahkan tidak ada sama sekali, dan memiliki Xheight atau tinggi dari badan huruf kecil yang tinggi. Contoh-contoh huruf Sans Serif adalah Helvetica, Univers, Futura, Kabel, Gill Sans, Optima, dan lain-lain.
8. Script dan Cursive
Script dan Cursive bentuknya didesain menyerupai tulisan tangan. Perbedaan Script dan Cursive terletak pada huruf-huruf kecilnya yang saling menyambung sedangkan Cursive tidak. Ciri-ciri dari kelompok huruf Script adalah beberapa jenis hurufnya tidak memiliki serif dan digantikan oleh Swash atau tambahan pada terminal yang bersifat dekoratif, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang oblique atau miring, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang bervariasi, dan memiliki X-height atau tinggi dari badan huruf kecil yang bervariasi juga. Contoh-contoh huruf Script adalah Brush Script, Kustler Script, Shelley Script, Linoscript, Bickham Script, Pelican, Pepita, dan lain-lain.
9. Display atau Decorative
Kelompok bergaya Display pertama muncul pada abad 19 dan semakin banyak karena teknologi pembuatan huruf yang semakin murah. Saat itu jenis huruf Display sangat dibutuhkan dunia periklanan untuk menarik perhatian pembaca. Display type dibuat dalam ukuran besar dan diberi ornamen-ornamen yang indah. Yang diprioritaskan bukan kemudahan dalam mengenali dan membedakan masing-masing huruf melainkan keindahan. Ciri-ciri dari kelompok huruf Dekoratif adalah memiliki Angel Of Tress, Contras dan X-height yang bervariasi. Contoh-contoh huruf Dekoratif adalah Rosewood, Bermuda, Umbra, Grunge, Doodle, Dot 28, dan lain-lain.
Sifat dan Karakter Huruf
Beberapa tipe huruf yang memiliki karakter, sifat atau kepribadian tertentu, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Jenis huruf sans serif atau slab serif seperti Helvetica atau Lubalin, untuk menampilkan suasana tegas tetapi artistik.
- Tipe huruf Century Schoolbook, yang ramah serta mudah dibaca, mengingatkan kita pada suasana di sekolah dasar.
- Jenis tulisan tangan yang melingkar-lingkar, apabila dikehendaki untuk mengungkapkan suasana kenangan lama.
- Tipe klasik seperti Bouer Bodoni, apabila ingin menciptakan kesan anggun.
- Tipe huruf komputer modern seperti tipe huruf Émigré, menciptakan kesan modern dan gaya remaja.
- Huruf mesin ketik, yaitu jenis Courier, bila diinginkan kesan seperti koran yang baru terbit.
- Tipe Copperlate yang menyerupai tulisan tangan, mampu menciptakan kesan terampil dan berkualitas.
- Jenis Classic serif, seperti Bodoni, Caslon, Century atau Garamond, untuk menciptakan kesan suasana bergengsi dan abadi, karena tidak akan bisa dikatakan salah bila memilih sesuatu yang klasik.
- Tipe huruf Cheltenham Old Style, juga bisa memberi kesan terbuka serta mengingatkan kita pada kitab (buku) ejaan kuno.
- Tipe huruf tebal seperti Futura Extra Bold, untuk menciptakan kesan tegar, bersih dan modern.
Daftar Pustaka
- Kusrianto, Adi. 2010. Pengantar Tipografi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
- Rustan, Surianto. 2011. Huruf Font Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Sihombing, Danton. 2015. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.