Inflamasi adalah salah satu respon protektif terhadap cedera atau kerusakan jaringan dengan cara menghancurkan, mengurangi, atau mengurung agen atau senyawa asing yang masuk untuk mempertahankan homeostasis tubuh dan membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan sel.
Inflamasi berasal dari kata inflammare yang berarti membakar. Inflamasi merupakan respon protektif yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam upaya mengembalikan ke keadaan sebelum cedera atau untuk memperbaiki diri sendiri sesudah terkena cedera.
Inflamasi memiliki tujuan untuk melakukan dilusi, penghancuran atau menetralkan agen berbahaya seperti kuman, bakteri, virus, trauma tajam atau tumpul, suhu sangat dingin atau panas atau terbakar, bahan kimiawi, imunologik yang kemudian akan memperbaiki bagian yang luka.
Berikut definisi dan pengertian inflamasi dari beberapa sumber buku:
Pembengkakan (udema) akibat luka (injury) terjadi karena masuknya cairan ke dalam jaringan lunak. Neutrofil muncul dalam waktu 30–60 menit setelah terjadi injury. Pada daerah injury neutrofil tampak mengelompok sepanjang sel-sel endotel pembuluh darah. Sedangkan leukosit mulai meninggalkan pusat aliran dan bergerak ke perifer. Pengelompokan yang luar biasa dari leukosit selama masih dalam pembuluh darah disebut marginasi.
Inflamasi kronik ditandai dengan adanya sel-sel mononuklear yaitu makrofag, limfosit dan sel plasma. Makrofag dalam lokasi inflamasi kronik berasal dari monosit darah bermigrasi dari pembuluh darah. Makrofag tetap tertimbun pada lokasi radang, sekali berada di jaringan mampu hidup lebih lama dan melewati neutrofil yang merupakan sel radang yang muncul pertama kali. Limfosit juga tampak pada inflamasi kronik yang juga ikut serta dalam respon imun seluler dan humoral.
Inflamasi berasal dari kata inflammare yang berarti membakar. Inflamasi merupakan respon protektif yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam upaya mengembalikan ke keadaan sebelum cedera atau untuk memperbaiki diri sendiri sesudah terkena cedera.
Inflamasi memiliki tujuan untuk melakukan dilusi, penghancuran atau menetralkan agen berbahaya seperti kuman, bakteri, virus, trauma tajam atau tumpul, suhu sangat dingin atau panas atau terbakar, bahan kimiawi, imunologik yang kemudian akan memperbaiki bagian yang luka.
Berikut definisi dan pengertian inflamasi dari beberapa sumber buku:
- Menurut Ikawati (2011), inflamasi adalah salah suatu respon terhadap cedera jaringan ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan homeostasis tubuh akibat adanya agen atau senyawa asing yang masuk.
- Menurut Dorland (2002), inflamasi adalah respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera tersebut.
- Menurut Robbins (2004), inflamasi adalah suatu respon protektif yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan sel.
Tanda-tanda Inflamasi
Menurut Price dan Wilson (2005), tanda-tanda umum yang terjadi pada proses inflamasi yaitu rubor (kemerahan), tumor (pembengkakan), kalor (panas setempat yang berlebihan), dolor (rasa nyeri), dan fungsiolaesa (gangguan fungsi/kehilangan fungsi jaringan yang terkena). Adapun penjelasan dari tanda-tanda inflamasi adalah sebagai berikut:a. Rubor (Kemerahan)
Rubor terjadi pada tahap pertama dari proses inflamasi yang terjadi karena darah terkumpul di daerah jaringan yang cedera akibat dari pelepasan mediator kimia tubuh (kinin, prostaglandin, histamin). Ketika reaksi radang timbul maka pembuluh darah melebar (vasodilatasi pembuluh darah) sehingga lebih banyak darah yang mengalir ke dalam jaringan yang cedera.b. Tumor (Pembengkakan)
Tumor merupakan tahap kedua dari inflamasi yang ditandai adanya aliran plasma ke daerah jaringan yang cedera. Gejala paling nyata pada peradangan adalah pembengkakan yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler, adanya peningkatan aliran darah dan cairan ke jaringan yang mengalami cedera sehingga protein plasma dapat keluar dari pembuluh darah ke ruang interstitium.c. Kalor (Panas)
Rasa panas dan warna kemerahan terjadi secara bersamaan. Dimana rasa panas disebabkan karena jumlah darah lebih banyak di tempat radang daripada di daerah lain di sekitar radang. Fenomena panas ini terjadi bila terjadi di permukaan kulit. Sedangkan bila terjadi jauh di dalam tubuh tidak dapat kita lihat dan rasakan.d. Dolor (Nyeri)
Rasa sakit akibat radang dapat disebabkan beberapa hal: 1. Adanya peregangan jaringan akibat adanya edema sehingga terjadi peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa nyeri. 2. Adanya pengeluaran zat-zat kimia atau mediator nyeri seperti prostaglandin, histamin, bradikinin yang dapat merangsang saraf-saraf perifer di sekitar radang sehingga dirasakan nyeri.e. Fungsiolaesa
Fungsiolaesa, kenyataan adanya perubahan, gangguan, kegagalan fungsi telah diketahui, pada daerah yang bengkak dan sakit disertai adanya sirkulasi yang abnormal akibat penumpukan dan aliran darah yang meningkat juga menghasilkan lingkungan lokal yang abnormal sehingga tentu saja jaringan yang terinflamasi tersebut tidak berfungsi secara normal.Jenis-jenis Inflamasi
Menurut Robbins dan Kumar (1995), terdapat dua jenis inflamasi yaitu:a. Inflamasi akut
Inflamasi akut adalah inflamasi yang berlangsung relatif singkat, dari beberapa menit sampai beberapa hari, dan ditandai dengan eksudasi cairan dan protein plasma serta akumulasi leukosit neutrofilik yang menonjol. Inflamasi akut hanya terbatas pada tempat inflamasi dan menimbulkan tanda-tanda serta gejala lokal. Inflamasi akut merupakan respon langsung dan dini terhadap agen inflamasi. Biasanya inflamasi akut ditandai dengan penimbunan neutrofil dalam jumlah banyak.Pembengkakan (udema) akibat luka (injury) terjadi karena masuknya cairan ke dalam jaringan lunak. Neutrofil muncul dalam waktu 30–60 menit setelah terjadi injury. Pada daerah injury neutrofil tampak mengelompok sepanjang sel-sel endotel pembuluh darah. Sedangkan leukosit mulai meninggalkan pusat aliran dan bergerak ke perifer. Pengelompokan yang luar biasa dari leukosit selama masih dalam pembuluh darah disebut marginasi.
b. Inflamasi kronik
Inflamasi kronik terjadi karena rangsang yang menetap, seringkali selama beberapa minggu atau bulan, menyebabkan infiltrasi sel-sel mononuklear dan proliferasi fibroblast. Inflamasi kronik dapat timbul melalui satu atau dua jalan, dapat juga timbul mengikuti proses inflamasi akut atau responnya sejak awal bersifat kronis. Perubahan inflamasi akut menjadi kronik berlangsung bila inflamasi akut tidak dapat reda yang disebabkan oleh agen penyebab inflamasi yang menetap atau terdapat gangguan pada proses penyembuhan normal.Inflamasi kronik ditandai dengan adanya sel-sel mononuklear yaitu makrofag, limfosit dan sel plasma. Makrofag dalam lokasi inflamasi kronik berasal dari monosit darah bermigrasi dari pembuluh darah. Makrofag tetap tertimbun pada lokasi radang, sekali berada di jaringan mampu hidup lebih lama dan melewati neutrofil yang merupakan sel radang yang muncul pertama kali. Limfosit juga tampak pada inflamasi kronik yang juga ikut serta dalam respon imun seluler dan humoral.
Obat Anti Inflamasi
Pengobatan inflamasi mempunyai dua tujuan, yaitu; 1) meringankan gejala dan mempertahankan fungsi 2) memperlambat atau menghambat proses perusakan jaringan. Obat anti inflamasi adalah golongan obat yang memiliki aktivitas menekan atau mengurangi peradangan. Berdasarkan mekanisme kerjanya terdapat dua jenis obat anti inflamasi, yaitu:a. Anti Inflamasi Steroid
Obat anti inflamasi golongan steroida bekerja menghambat sintesis prostaglandin dengan cara menghambat enzim fosfolipase, sehingga fosfolipid yang berada pada membran sel tidak dapat diubah menjadi asam arakidonat. Akibatnya prostaglandin tidak akan terbentuk dan efek inflamasi tidak ada. Contoh obat anti inflamasi steroid adalah deksametason, betametason dan hidrokortison.b. Anti Inflamasi Non Steroid (NSAID)
Obat analgesik antipiretik serta obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimiawi. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi ataupun efek samping. Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu obat golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin (aspirin-like drugs). Obat anti inflamasi jenis non steroid dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:- Derivat asam propionat; fenbufen, fenoprofen, flurbiporfen, ibuprofen, ketoprofen, naproksen, asam pirolalkonat, asam tioprofenat.
- Derivat indol; indomestin, sulindak, tolmetin.
- Derivat asam fenamat; asam mefenamat, meklofenat.
- Derivat asam piroklakonat.
- Derivat piirazolon; fenil butazon, oksifenbutazol, azopropazonon.
- Derivat oksikam; piroksikam, tenoksikam.
- Derivat asam salisilat; asam fenilasetat, asam asetat inden.
Daftar Pustaka
- Ikawati, Z. 2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat. Yogyakarta: Bursa Ilmu.
- Dorland. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta: EGC.
- Robbins. 2004. Buku Ajar Patologi Robbins. Jakarta: EGC.
- Price, S.A., dan Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.
- Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi 1. Jakarta: EGC.
Tags:
keperawatan